Mohon tunggu...
Fitrah Tanpa Nama Belakang
Fitrah Tanpa Nama Belakang Mohon Tunggu... lainnya -

Aku ingin dibaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dan Aku Masih Saja Diam

18 Oktober 2013   00:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"tidak"

"ayolah mas"

"ayolah Mir"

"Bapakmu minta besanan dengan bapakku mas"

Aku menghentikan langkahku. Mir yang sudah mendahuluiku dua langkah kemudian mundur lagi.

"Mir, aku adalah anak tunggal, kau juga. Kalau bapakku minta besanan, bukankah itu berarti kita akan dikawinkan?" Kulihat Miranti mengarahkan pandangannya ke dahiku. Barangkali ia melihat jidatku yang mengkerut.

"persis begitu mas"

"Tapi aku sama sekali tak ingat Mir, kita bahkan masih bocah waktu itu, dan kita tak pernah bertemu selama.. berapa... enam tahun? Tujuh?"

"Delapan mas"

"Coba kau pikir Mir, delapan tahun. Kau tak akan bilang itu sebentar bukan? Tak ada pula sepucuk surat darimu untukku. Tiba-tiba sekarang kau datang dan menginginkanku jadi suamimu"

"Kita memang sudah dijodohkan mas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun