Mohon tunggu...
FithAndriyani
FithAndriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Read and Write

Write your own history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Katanya Pertama

11 Februari 2017   19:01 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:17 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia bahkan bukan ehm pacar dan semacamnya. Lalu mengapa aku seketika baper jika hujan? Seketika rindu padanya? Ini yang aneh. Entah ini cinta atau diniatkan cinta, aku tak tahu.

Kata Kim Eun Sook di dalam drama apiknya Goblin, cinta pertama tidak pernah berhasil. Tidak hanya dewi naskah ini saja, pernyataan ini juga dikatakan beberapa penulis. Jadi, mungkin saja pernyataan ini berlaku pada cinta pertamaku. Ah, aku bahkan sedikit sanksi dengan sebutan cinta pertama untuk perasaan awam ini. 

Cinta pertama adalah jenis cinta yang sulit dilupakan dan kerap terjadi akibat tubrukan pandangan pertama. 

Setelah dipikir-pikir, sebenarnya dia tidak sulit terlupa, terkadang aku menaruhnya pada sandaran kegalauan yang menyergap saja. Aku suka dia, katakanlah cinta dia sejak aku sadar senyumnya itu amat manis dan menawan. Pada saat pertama lihat dia? Tidak. Itu sudah keberapa kali aku melihat, bercanda, dan bertukar cerita. Sejak saat itu, aku memproklamirkan dia sebagai cinta pertama, juga cinta monyet, mengingat usiaku yang belum genap sepuluh. Tapi dia bahkan menjadi bintang dalam mimpi-mimpiku. Ya ... walau katanya memimpikan seseorang bisa terjadi jika terlalu sering mengingatnya. 

Sekian lama menyimpan rasa, aku tidak tertarik lagi pada laki-laki lain. Bagiku melihat senyumnya dari jauh sudah cukup mengisi status sendiri yang teman-temanku berusaha hapus dengan jadian. Hingga usiaku menginjak tujuh belas tahun. 

Perasaan yang bebas berlayar di hati itu harus berakhir ketika dengan ceria kakakku bercerita dalam perjalanan pulang di atas sekuter. 

"Aku sekarang jadian loh." Bukan hal baru mengingat betapa cantiknya dia dibanding diriku. 

"Sama siapa?" 

Raut wajahnya sangat senang. Pasti orang itu sangat tampan. 

"Coba tebak?" 

Aku tidak begitu tahu nama cowok yang dekat dengannya. Apalagi jika tidak bersinggungan dengan hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun