Maka tidak heran, dosen keren ini super sibuk dan minim waktu untuk mengajar mahasiswanya. Apalagi memenuhi beban kerja yang begitu banyaknya termasuk kewajiban penelitian. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk menyesuaikan sampingan dan profesinya.Â
Dosen wajar melakukan ini karena ingin meningkatkan kesejahterannya demi keluarga. Jadi, sebagai mahasiswa jangan banyak protes, kita jarang ada kelas, kelasnya pun dirapel dalam satu hari.Â
Tapi, tetap bersemangat belajar demi masa depan, bukannya sibuk mendumeli dosen yang sulit waktunya ya. Jadi jangan kebanyakan protes dan tidak menghargai waktu dosen jika memberikan kuliah rapelan, harap kita juga hadir menghargai ilmu dan waktunya. Kita hanya dapat mendukungnya untuk memperjuangkan kesejahterannya.Â
Para dosen memanfaatkan berbagai koneksinya untuk hidup lebih maju. Terbelenggu dengan sistem pendidikan dan beban administrasi yang tiada habisnya, belum lagi ditambah dengan akreditasi kampusnya. Mereka harus bekerja lembur untuk mencapai akreditasi Unggul. Apakah mereka mendapatkan kehidupan lebih baik? Tentu saja masih jauh dari itu. Mereka masih banyak yang berkutat dengan utang.
Kehidupan yang serba cepat, biaya hidup semakin meningkat, biaya kesehatan menjulang tinggi, bahkan biaya persalinan semakin mencekik. Ada dosen yang harus berutang untuk biaya persalinan sesar istrinya dengan angka puluhan juta karena kampusnya tidak memberikan bantuan. Selain itu, ada dosen yang berutang pinjaman online, terlilit KPR rumah dan kendaraan, serta berutang untuk pendidikan anak dan biaya hidup.Â
Dosen kita di Indonesia, baik swasta maupun negeri sangat dipusingkan dengan beban kehidupan dan juga beban pekerjaan. Mereka hanya dapat mengurangi kecemasan dan kegelisahan hidup dengan menguakan semua emosinya dalam bentuk mengajar dan melihat mahasiswanya berhasil. Itulah profesi yang katanya tanpa tanda jasa.
 Miris bukan? Dosen mencetak presiden, banyak menteri, anggota MPR, DPR, hingga kepala daerah serta berbagai profesi yang gemilang yaitu dokter, pilot, pengusaha, dan sebagainya yang mumpuni dan berprestasi. Cetakan mereka berhasil hidup dengan baik, tetapi hidup mereka begitu-begitu saja hingga pensiun.
Masalah gaji yang sangat minimalis ini, membuat banyak dosen mengalami kecemasan, stres, dan bahkan berkeinginan bunuh diri. Mental mereka terganggu. Mereka berusaha untuk memperjuangkan hidup, namun kehidupan terlalu keras padanya.Â
Bila dosen sudah banyak mengalami gangguan kesehatan mental, bagaimana mereka dapat terus fokus untuk membangun pendidikan di negeri ini?Â
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan mental sangatlah penting. Tidak hanya kesehatan fisik saja. Keduanya sama pentingnya. Kecemasan dan stress yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi organ tubuh.Â
Sejumlah penyakit kardio metabolik diawali dengan kecemasan dan stress. Bila tidak ditangani sejak awal, penyebab dari stress tersebut akan berdampak buruk bagi mereka.Â