Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penurunan Kualitas Gerak Tubuh Berdampak pada Kesehatan Mental

22 Oktober 2024   09:35 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https:/ www.unsplash.com

Orang dengan paska stroke memerlukan dukungan dari keluarga terdekat yaitu orang-orang yang dikasihi dan dapat mengerti kondisinya, berempati, dan selalu membangkitkan semangatnya untuk pulih dari kondisi fisik yang terbatas. Keluarga, sahabat, rekan kerja, dan tetangga dapat memberikan dukungan moral padanya agar ia tidak merasa sendiri, bahwa ia dapat kembali normal seperti dulu yaitu dapat kembali bekerja dan melakukan hobi. 

Mereka yang mengalami stroke akan mengalami perasaan sedih, menolak keadaannya, menyalahkan masa lalu, dan gambaran diri yang buruk. Mereka mengalami keterbatasan gerak dan melakukan aktivitas yang dapat membuatnya merasa cemas, stres, frustasi, hingga depresi. Hal ini dipicu oleh keadaan lumpuh yang dialami, mereka memandang bahwa kondisi ini akan berlangsung selamanya/permanen, tidak dapat diobati/ bahkan banyak dokter mengatakan kondisi mereka sulit pulih, dan sebagainya. 

Hal ini sangat tidak benar, bahwa kondisi stroke dapat pulih. Kelumpuhan yang terjadi bersifat sementara. Bila otot-otot tubuh yang lumpuh diberikan stimulasi, latihan aktivasi otot, dan pembelajaran gerakan dasar seperti tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan koreksi berjalan. Maka ia akan segera kembali pulih. Tentu saja untuk mencapai pemulihan gerak fisik yang optimal membutuhkan bantuan fisioterapis profesional.

Maka dari itu, orang-orang di sekelilingnya harus menerima kondisinya, membantunya dengan baik, memberikan motivasi untuk selalu aktif melakukan latihan ringan yang dapat mengaktifkan otot-otot tubuhnya yang mengalami kelumpuhan. Bila ia memiliki kemauan keras untuk bangkit dan pulih dari kondisinya, maka ia pun akan kembali normal seperti dirinya yang dahulu. 

Kondisi lain dimana seseorang mengalami patah tulang, putusnya ligamen pada lutut, robeknya otot, kelainan skoliosis, penyempitan saraf tulang belakang, pengapuran lutut, dan sebagainya. Mereka dengan kondisi ini juga mengalami keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari seperti membersihkan diri, berpindah posisi, keterbatasan dalam berjalan, bekerja, berolahraga, dan melakukan hobi. Kondisi ini berdampak pada kesehatan mentalnya. Dimana mereka mengalami berbagai perasaan yang buruk. 

Bila ia seorang ayah atau individu yang bekerja atau sebagai tulang punggung keluarga, tentu saja kondisi di atas dapat menundanya bekerja dan mengurangi penghasilannya, dan harus mengeluarkan biaya untuk berobat. Bila ia seorang atlet, ia akan mengalami penundaan partisipasi dalam kompetisi olahraga. Bila ia seorang pelajar, maka kegiatan belajarnya akan tertunda. Sejumlah kondisi ini menjadi perhatian besar dalam rehabilitasi medis. 

Mereka yang mengalami kondisi tertentu tidak hanya merasakan nyeri dan keterbatasan aktivitas fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mentalnya. Kesehatan mental juga memengaruhi keberhasilan program rehabilitasi fisik. Bila mereka memiliki motivasi yang rendah, gambaran diri yang buruk, kurang mencintai diri sendiri, menolak keadaannya, dan menyalahkan masa lalu dan keadaan saat ini, maka memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan kualitas gerak tubuhnya.

Berbagai kondisi keterbatasan fisik juga menghambat ekonomi. Mereka yang bekerja mengalami penundaan dalam bekerja. Tentu ini juga memengaruhi kesehatan mentalnya. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk menjalani program rehabilitasi fisik dan biaya hidup sehari-hari. Kemudian apakah yang harus dilakukan oleh mereka yang kesulitan biaya dalam menjalankan program rehabilitasi? 

Hal utama yang dapat dilakukan yaitu dengan mendaftarkan diri dalam program BPJS kesehatan. Pemerintah kita memberikan jaminan pengobatan rehabilitasi fisik. Maka dari itu, bantuan ini dapat memulihkan kondisi fisik penderita. Program rehabilitasi fisik telah banyak membantu mereka dengan keterbatasan fisik dalam peningkatan kualitas geraknya.

Program rehabilitasi fisik mencakup segala aspek yang berhubungan dengan peningkatan kualitas gerak itu sendiri. Program rehabilitasi fisik dirancang dengan pedoman evidence based dan standar operasional prosedur (SOP) rehabilitasi fisik yang disesuaikan dengan kondisi fisik seseorang. Program ini berupa terapi latihan dan manual terapi yang dimulai pada fase 1, 2 3 hingga 4. Fase ini sesuai dengan keadaan awal dari individu yang mengalami kondisi tersebut. 

Sebagai ilustrasi, seseorang atlet dengan kondisi cedera lutut dimana ligamen pada lutut bagian depan ( ACL rupture) terputus sehingga harus dilakukan rekonstruksi penyambungan ligamen yang terputus dengan mencangkok serabut tendon otot yang diambil pada lutut belakang (tendon hamstring) atau belakang kaki (tendon achiles). Rekonstruksi dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi. Sebelum dan setelah rekonstruksi dilakukan program rehabilitasi untuk mengembalikan kualitas gerak pada atlet ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun