Penggunaan tablet dalam kegiatan mencatat dan membaca memang memberikan kemudahan dan mengurangi limbah kertas dan pena sekali pakai. Namun, penggunaan tablet dapat menimbulkan kelelahan mata lebih awal dibandingkan membaca buku fisik. Pantulan cahaya yang dihasilkan dari layar tablet juga dapat menimbulkan kerusakan pada retina. Untuk mengurangi dampak buruk ini, para produsen tablet berinovasi dengan meningkatkan kenyamanan dan keamanan layar tablet bagi pengguna saat mencatat dan membaca dengan teknologi pappermatte seperti pada tablet Huawei.Â
Namun, kecanggihan teknologi tablet tidak dapat menggantikan manfaat besar dari buku fisik dan buku tulis yang lebih baik. Buku fisik memberikan kepuasaan dan pengalaman terbaik saat membaca dan menulis. Proses belajar menggunakan buku fisik sebagai bagian di dalamnya akan memberikan kemudahan dalam belajar.Â
Kita tidak akan merasa sulit belajar seperti saat belajar menggunakan tablet dimana kita harus mengulir bagian buku digital atau mencari marking/jejak catatan yang kita tinggalkan. Tentunya menggunakan tablet sebagai buku butuh proses adaptasi dan menuntut kita untuk memahami kecepatan penggunaannya dalam belajar. Generasi muda yang terlahir pada jaman teknologi akan lebih terbiasa menggunakan buku digital dalam mencatat dan membaca.Â
Sedangkan kita yang baru merasakan perkembangan teknologi pada masa sekarang membutuhkan adaptasi lebih dalam untuk menggunakan tablet sebagai media menulis dan membaca. Demikian pula dengan laptop dan komputer. Ketika kita sudah terbiasa mengetik dan sudah jarang sekali menulis, tentunya jika kita kembali menulis menggunakan pena di atas kertas, kita akan merasa canggung dan jari-jari tangan lebih cepat lelah saat menulis.Â
Pekerjaan di kantor atau tugas di sekolah menuntut kita untuk lebih banyak mengetik menggunakan laptop atau komputer, dimana membuat kita perlahan mulai meninggalkan proses menulis menggunakan pena di atas kertas. Proses mengetik dengan komputer dan menulis di atas kertas merupakan hal yang berbeda. Menulis secara manual menggunakan pulpen di atas kertas dapat melatih otot-otot jari tangan. Menulis manual dapat membangun proses pembentukan suatu huruf menjadi kata dan kalimat. Proses mengetik hanya menyatukan huruf menjadi kata dan kalimat.Â
Proses menulis secara manual pada masa mendatang nampaknya akan menjadi artefak. Generasi teknologi yang lebih canggih pada tahun-tahun mendatang akan mengalami proses belajar yang lebih modern. Mereka yang terlahir pada masa itu mungkin akan melompati proses belajar menulis sebuah huruf. Mereka mungkin hanya akan belajar menyatukan huruf-huruf yang sudah tersedia pada teknologi digital seperti tablet, laptop, dan komputer.Â
Mengetik memang lebih modern dibandingkan menulis. Mengetik membuat pekerjaan lebih cepat dibandingkan menulis manual. Dahulu sebelum komputer berkembang, penulis menggunakan mesin tik untuk membuat text book, dimana huruf yang salah diketik akan sulit dihapus. Namun berkat komputer, huruf yang salah ditulis dapat dihapus sempurna. Demikian pula saat menulis manual di atas kertas, jika salah menulis kita harus menghapusnya menggunakan penghapus atau tip-x.Â
Bicara soal penghapus dan tip-x, nampaknya dua benda ini juga akan punah di masa mendatang. Selain buku fisik mulai punah, alat bantu menulis manual juga ikut sirna. Kenyataan ini memang sungguh memilukan. Kita sebagai generasi yang masih memahami proses belajar menulis manual sebaiknya mulai kembali menggiatkan kegiatan menulis ini.
Kita dapat membantu generasi kita selanjutnya baik anak dan cucu kita untuk belajar menuliskan sebuah huruf dan merangkainya menjadi kata dan kalimat. Dengan demikian, kita dapat melestarikan budaya menulis hingga ke generasi mendatang.Â
Apakah Anda yang sudah terbiasa mengetik, merasa canggung ketika menulis menggunakan pulpen di atas kertas?