"Rin... Kalung itu...." Ucapan Daffa terpotong saat Rinjani menempelkan telunjuknya di bibir Daffa. Selanjutnya Daffa semakin terperangah ketika tubuh Rinjani segera menghambur dalam pelukannya. Membuncahkan tangis yang tak sanggup ia tahan lagi. Daffa yang semula masih kebingungan, langsung membalas pelukan Rinjani dengan erat, seolah tak ingin dilepaskannya lagi. Meski terbata-bata, sebuah bisikan lembut Rinjani pun terasa begitu syahdu menyapa pendengarannya...
"Hanya satu kalimat.... dalam bahasa Jerman ini yang kuketahui.... dan hanya ingin kuucapkan untukmu, Mas.... ICH LIEBE DICH....."
Tak pelak, seketika itu juga, airmata 'bodoh' itu mulai menetes kembali di pipi Daffa, yang membuat seluruh sel-sel di tubuhnya serasa 'hidup' kembali. Bahkan hawa dingin kota Munich yang menggigit siang itu pun tak mampu lagi menembus kehangatan jiwanya saat memeluk Rinjani....
- TAMAT -
*Catatan :
- Kisah ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh dan kejadian, hal tersebut hanyalah ketaksengajaan belaka….
- Jika teman-teman belum sempat membaca kisah-kisah sebelumnya bisa langsung klik di Bagian 1,Bagian 2, Bagian 3 dan Bagian 4. Makasiiii….  :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H