Menurutnya, besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.
"Kita masih punya PR (Pekerjaan Rumah) bahwa jumlah pengangguran lulusan  sarjana dan diploma masih di angka 12 persen karena tidak adanya link and match," kata Ida mengutip ugm.ac.id, Rabu (22/2/2023).
Berangkat dari penjelasan di atas, kita sepakat untuk mendorong para mahasiswa agar lebih mempersiapkan dirinya sebelum terjun ke dunia kerja, tidak hanya softskill tetapi juga hardskill.
Juga, paradigma bahwa ijazah adalah segalanya dalam mencari kerja, mesti ditambahi dengan memiliki pengalaman.
Apalagi data menunjukkan sekitar 1,5 juta mahasiswa diwisuda setiap tahunnya. Kondisi ini membuat persaingan semakin ketat dan juga terjadi ketimpangan dengan jumlah lowongan kerja yang dibuka setiap tahunnya.
Oleh sebab itu, program Kampus Merdeka yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada medio Januari 2020 lalu patut diapresiasi karena sesuai dengan kebutuhan bangsa saat ini.
Dimana, terdapat 9 program pilihan yang bisa dipilih mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Seperti Kampus Mengajar, Magang, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka dan program lainnya.
Diantara program itu, Magang menjadi salah satu solusi paling tepat untuk menjawab problematika para pencari kerja yang terjadi seperti pemaparan di awal tadi.
Pasalnya, program ini akan melibatkan mahasiswa pada suatu perusahaan sehingga mengalami langsung bagaimana proses dan kondisi kerja sebenarnya.
Melalui tahapan ini, mereka juga akan mempelajari banyak hal; bagaimana proses produksi berlangsung, mengamati penerapan manajemen organisasi yang baik dan pengalaman lainnya.