Tas, dompet dan handphone ayahnya hilang serta luka yang cukup parah di bagian kepala dan hasil forensik menemukan bekas jeratan tali di leher ayah mereka yang menjadi penyebab kematian.
Saat itu mobil ayahnya ditinggal di lokasi oleh pelaku dan saat ini ditahan polisi sebagai barang bukti. Polisi sampai sekarang belum menemukan titik terang terkait pelakunya.
Pukul 01.15, Sandi dan Aswin tertidur. Roni walaupun mengantuk tapi masih terjaga. Roni melihat sekeliling dalam bus, penumpang yang sekitar 5 orang lain, semua tertidur. Jadi total penumpang mini bus adalah 8 orang termasuk mereka bertiga dan 1 supir.
Tiba-tiba Roni melihat ada sebuah benda putih melayang melintas depan bus dan supir yang juga melihatnya, panik lalu membuat manuver mengejutkan dengan membelokkan setirnya ke arah kanan untuk menghindari menabrak obyek putih yang terbang melayang tadi. Bus oleng tak terkendali, semua penumpang terbangun, dan supir tidak bisa mengendalikan kemudinya.Â
Sekitar 20 meter kemudian di sebelah pinggir kanan jalan, ada pohon besar yang disampingnya ada warung kecil. Sopir mini bus berusaha menghindari menabrak pohon, akhirnya malah menabrak warung kecil tadi cukup keras.
Sandi dan Aswin setelah sempat pingsan beberapa saat, kemudian siuman dan melihat Roni tergeletak dengan luka cukup parah di tangan kirinya. Berusaha meminta bantuan warga sekitar, Sandi dan Aswin berteriak-teriak minta tolong, namun karena lokasinya di tengah hutan, tidak ada satupun penduduk setempat yang mendengar. Sandi mengalami luka di bagian wajah sedangkan Aswin mengalami luka parah di kaki kanannya.
"Handphone-ku... mana handphone?", Sandi panik mencari.
"Kita telpon polisi supaya segera dapat bantuan. Tapi handphone-ku nggak ada!", teriak Sandi.
"Semua penumpang meninggal sepertinya, termasuk Roni", kata Aswin yang mencoba tenang dan mengamati sekitar.
"Karena handphone kita nggak ada, kita harus mencari pemukiman warga terdekat untuk mencari pertolongan", ajak Sandi.
"Ayo... tapi bantu aku jalan, Kak", Aswin merespon.