3. Saham gorengan biasanya berasal dari saham-saham lapis dua dan lapis tiga.
Biasanya yang sering terjadi, saham gorengan ini merupakan saham-saham non blue chips (bukan termasuk saham ungguln) atau bisa dikatakan berasal dari saham lapis dua atau saham lapis tiga sehingga menjadi sasaran dimanfaatkan para bandar.
Hal ini dikarenakan untuk saham-saham unggulan tersebut memiliki harga yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan modal sangat besar untuk 'digoreng'. Pada saham lapis tiga ini umunya sangat berisiko sehingga sering dijadikan sasaran para bandar karena kapitalisasinya yang sangat kecil, biasanya harganya pun rata-rata murah seperti Rp 50 sampai Rp 100 rupiah per lembar.
Oleh karena itu, sebagai catatan, apabila tidak mengenal fundamental saham yang dibeli dengan baik, maka ada baiknya melakukan transaksi pada saham-saham yang masuk kategori utama atau Blue Chips.
4. Saham gorengan biasanya tidak didukung  oleh fundamental perusahaan yang baik.
Yang menarik disini yang sering tidak dipahami para investor pemula, yaitu pergerakan saham-saham gorengan ini ternyata tidak didasarkan atas faktor fundamental yang bisa membuat perusahaan bisa melambungkan bisnisnya.
Contoh yang bisa dilihat, seperti labanya naik dengan pesat, penjualan mengalami kenaikan secara drastis, dan juga ditemukan cadangan tambang dalam jumlah besar, atau aksi korporasi yang berpengaruh positif bagi perushaan. Yang menarik pada saham gorengan ini bisa diketahui saham tersebut ternyata kinerja fundamentalnya yang masih rugi.
5. Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil.
Yang paling mudah terlihat adalah pada saham gorengan umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, hal ini dikarenakan bandar bisa dengan mudah menggerakkan hargaya.
Kapitalisasi pasar atau yang sering disebut dengan market capitalization adalah nilai pasar dari sebuah pasar yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Angka market cap ini didapatkan dari harga saham yang dikalikan dengan jumlah unit saham yang beredar yang diperdagangkan di pasar, nilainya pun lebih kecil dari nilai aset karena tidak semua saham yang ditempatkan dan juga disetor dijual penuh dijual ke publik.
Semoga informasi tentang  "Awas Jebakan Saham Gorengan, Kelihatan Gurih, Namun Menyakitkan di Akhir" ini bermanfaat dan Anda bisa memitigasi risiko atas tawaran saham gorengan yang seperti jajanan yang rasanya gurih, namun kalau keseringan tentu membuat tidak sehat untuk tubuh.