Dengan mengetahui berbagai hal tersebut di atas baik itu Saham Lapis Satu, Saham Lapis Dua, dan Saham Lapis Tiga, maka kita minimal bisa memitigasi risiko yang ada dengan cara melihat 'kapitalisasi pasarnya'.
Kapitalisasi pasar merupakan harga saham dikalikan dengan total jumlah saham yang telah diterbitkan emiten (perusahaan yang bersangkutan) dan tercatat di Bursa Efek Indoesia (BEI).
Mewaspadai Saham Gorengan dengan Mengenal Ciri-cirinya
Dengan memahami pengertian saham gorengan, termasuk berbagai hal tersebut maka minimal kita tidak akan mencoba masuk dan memilih Saham Lapis Tiga yang disebut dengan saham gorengan tadi.
Sebenarnya analoginya sama dengan gorengan yang sering kita konsumsi, rasanya enak dan gurih dengan berbagai pilihan, namun mengandung efek buruk bila kita terus menerus mengonsumsinya. Bahkan ancaman kolesterol menjadi hal penting untuk menghindari ancaman penyakit ini.
Agar terhindar dari saham gorengan tersebut sudah jelas Anda harus mengenali segala ciri-ciri saham gorengn tersebut (CNBC Indonesia). Terdapat beberapa ciri-ciri saham gorengan yang harus Anda kenali agar Anda bisa berinvestasi dengan aman dan tenang, sebagai berikut:
1. Saham gorengan bisanya terindikasi 'Unusual Market Activity (UMA)".
UMA adalah suatu aktivitas perdagangan dan atau suatu pergerakan harga dari suatu efek yang tidak biasa dalam kurun waktu tertentu di bursa yang menurut penilaian Bursa dan bisa berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang wajar, teratur dan efisien.
Oleh karena itu, sangat disarankan agar Anda tidak membeli saham yang tergolong UMA ini, karena pergerakannya dianggap tidak wajar dan sangat berisiko tinggi. Yang menarik agar Anda mengetahui saham-saham tersebut ternyata bursa sudah menyediakan daftar saham dalam situsnya yang termasuk dalam kategori UMA tersebut.
2. Volume sahamnya mengalami naik atau turun secara drastis.
Sering terjadi volume suatu perdagangan efek yang mengalami kenaikan cukup tinggi, sehinga seolah-olah sahamnya banyak diburu para pelaku pasar, padahal dalam kesehariannya, saham tersebut bisa dikatakan sepi atau bahkan jarang diperdagangkan.
Volume ini bisanya tercermin pada grafik batang yang menunjukkan banyaknya transaksi di bawah harga saham.