Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Jemaah Islam Aboge di Kabupaten Probolinggo Baru Menjalankan Puasa Ramadan Hari Ini

24 Maret 2023   10:31 Diperbarui: 24 Maret 2023   11:15 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jamaah Aboge (Sumber: KOMPAS.com/Fadlan Mukhtar)

Indonesia adalah negara yang besar, dengan berbagai ragam dan suku bangsa, selain itu juga terdapat beberapa agama yang dipeluk dan diyakini oleh pemeluknya di Indonesia. Di antara berbagai keyakinan tersebut, maka agama Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Yang menarik, meski Islam menjadi agama mayoritas, terdapat daerah yang masih belum bisa meninggalkan ajaran lampau yang membuat Islam dan budaya lokal menjadi bersinergi. Hal ini terbukti dengan keberadaan Islam Aboge di Probolinggo. Meskipun terdapat perbedaan cara dengan dominannya unsur adat, namun Islam Aboge juga menjalankan Puasa Ramadan. Dan Jemaah Islam Aboge di Kabupaten Probolinggo baru menjalankan Puasa Ramadan hari ini, hari Jumat, tanggal 24 Maret 2023.

Secara umum Puasa Ramadan memang sudah dilaksanakan umat Muslim di Indonesia pada hari Kamis kemarin, tanggal 23 Maret 2023. Hal ini berbeda dengan Aboge yang merupakan singkatan dari "Alif Rebo Wage" yang menjadikan perhitungan kalender Jawa sebagai penentuan tanggal 1 Ramadan bagi jemaah Islam Aboge ini. Berdasarkan perhitungan Aboge, maka awal tanggal 1 Ramadan jatuh pada Jumat Wage, yaitu hari ini dan tahun 2023 bertepatan dengan tahun Jawa Ha atau He.

Asal-usul Islam Aboge di Probolinggo

Menjadi sangat menarik mengenal berbagai jenis masyarakat dan juga kebiasaan dan juga adat istiadat termasuk yang berhubungan dengan pelaksanaan puasa Ramadhan tahun ini. Begitu pula dengan sebagian masyarakat di Kabupaten Probolinggo, yang disebut dengan "Islam Aboge di Kabupaten Probolinggo".

Kemunculan Islam Aboge ini tidak bisa dilepaskan dari agama yang sudah ada sebelumnya di Indonesia, yaitu Hindu dan Budha, begitu pula dengan yang ada di Probolinggo, sebelum masuknya Islam, Hindu dan Budha sudah menjadi agama yang dipeluk masyarakat di daerah ini. Ditambah lagi fakta bahwa Probolinggo adalah wilayah di bawah kekuasaan Raja Majapahit yang ke-4 antara tahun 1350 sampai dengan 1389, yaitu Prabu Radjasanagara atau Sri Hayam Wuruk.

Majapahit  sendiri merupakan salah satu kerajaan yang menganut agama Budha dan juga melakukan penyembahan kepada dewa-dewa Hindu, Siwa, dan Wisnu, bahkan juga terjadi penyatuan kedua agama tersebut pada diri sang raja, yang kemudian dianggap sebagai Siwa-Budha dan Nirguna bagi para penganut Wisnu.

Baca juga: Lato-Lato, Reinkarnasi Mainan Jadul.

Bahkan kemapanan agama Hindu di Probolinggo bisa dibuktikan dengan adanya Candi Jabung yang banyak disebut sebagai tempat singgah dan juga sesembahan Raja-raja Majapahit saat meninjau daerah kekuasaannya.

Hadirnya Islam di Probolinggo tentu saja juga turut merubah kehidupan masyarakat Probolinggo menjadi penganut Islam. Sebelum Islam datang, masyarakat Probolinggo ini berada dalam kepercayaan animisme dan dinamisme dan juga pengaruh Hindu Budha. Dengan masuknya Islam meskipun unsur pra-Islam ini belum terhapus, namun Islam mampu menjadi pembentuk tradisi baru masyarakat setempat di Probolinggo.

Mengenal Jemaah Aboge Jawa di Probolinggo

Kedatangan Islam setelah Hindu-Budha, sedikit banyaknya juga berintegrasi dengan tradisi, kepercayaan dan juga budaya lokal. Integrasi ini juga tidak bersifat adaptif, namun lebih mengarah pada perubahan yang akulturatif.

Dan secara sepintas kemunculan Islam Aboge di Probolinggo mencerminkan proses akulturatif tersebut. "Aboge" adalah sebutan untuk keyakinan yang sudah dianut secara turun temurun oleh masyarakat yang ada di Desa Leces, Desa Dringu dan Desa Kramat Agung, Kabupaten Probolinggo.

Sebenarnya apakah Islam Aboge itu?

Islam Aboge adalah suatu keyakinan dan cara keberagamaan dengan yang memiliki sifat dan juga karakter yang berbeda dengan keberagamaan (Islam) yang diyakini oleh kebanyakan masyarakat Probolinggo.

Kata "Aboge" sendiri berasal dari sejarah lahir jemaah ini yang bertepatan dengan 'tahun Alif, hari Rabo Wage'.

Bahkan menurut Koentjaraningrat, Islam Aboge Probolinggo lebih memperlihatkan sebagaai "Agama Jawi".

Berdasarkan catatan dari Haqqul Yakin, yang merupakan Dosen dari Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong, Kraksaan dalam Humanistika, Januari 2018, disampaikan bahwa:

Secara umum terdapat dua pemahaman tetang keislamanan yang berbeda yang berkembang di Kabupaten Probolinggo, yaitu Islam (yang menyatakan dirinya) sebagai ahlus sunnah wal jammah yang dianut kebanyakan masyarakat Probolinggo dan Islam Aboge.

Sebutan Aboge menurut Haqqul Yakin disebut yang dilatarbelakangi oleh praktek-praktek keagamaan yang merujuk pada angka-angka dan warna magis yang disebut dengan Petangan Jawi, yaitu perhitungan baik buruk yang dilukiskan dalam lambang dan watak suatu hari, tanggal, bulan, tahun, pranatamangsa wuku dan masih banyak lainnya.

Di tanah Jawa, terdapat tiga model kalkulasi nasib dan juga cara untuk menguji keberuntungan, antara lain:

  • Lanang sejati dengan tokohnya Yudhistira.
  • Kejawen dengan tokohnya Pendowo Limo.
  • Aboge dengan tokohnya Ajisaka.

Maka model hitung-hitungan yang diadopsi oleh Islam Aboge Probolinggo adalah dari Ajisaka. Pola perhitungan yang dimiliki pun sudah dilengkapi dengan rumus yang dianggapnya paten, maka jemaah ini sudah bisa menetapkan, misalnya hari raya untuk jangka waktu puluhan tahun lamanya.

Begitu pula dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan seperti saat ini. Sesuai perhitungan maka rumus yang digunakan adalah rumus yang sudah turun temurun, dengan rumus Donemro (Romadon Enem Loro), yaitu hari keenam dan pasaran yang kedua dari Ahad Pon, sehingga perhitungan awal Ramadhan menurut Jemaaah Aboge jatuh pada hari Jumat Wage hari ini (24 Maret 2023).

Dalam kalender Aboge, setiap satu windu terdiri atas Alif, Ha, Jima Awa, Za atau Je, Dal, Ba atau Be. Wawu dan Jim Akhir.

Selain itu, Aboge juga mengenal adanya Kalender Jawa, seperti Pon, Wage, Legi, Kliwon dan juga Pahing.

Semoga sedikit informasi tentang "Jemaah Islam Aboge di Kabupaten Probolinggo baru menjalankan Puasa Ramadan hari ini" bermanfaat dan menjadi referensi tentang tradisi dan budaya lokal Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun