Mengapa demikian?
Seperti yang disampaikan di atas, setiap customer yang pergi memiliki potensi yang bisa menyebabkan perginya customer yang lain. Maka dari itu kita tidak boleh menganggap bahwa, "Ah, hanya pembeli dalam jumlah kecil. Tidak ada pengaruhnya kalau keluar dan tidak mamu membeli di toko kita."
Paradigma menganggap enteng setiap customer, bisa disebut sebagai langkah awal kehilangan keuntungan yang sebenarnya. Karena dengan menganggap remeh customer "siapa pun customer itu", maka kita seperti tidak pantas berada di sektor bisnis, khususnya yang bergerak di bidang pelayaanan, yang mengedepankan kepercayaan.
Baca juga: Menjadi Wirausaha Kuat.
Kepergian seorang customer seharusnya disikapi sebagai sebuah ancaman serius bagi seorang pemilik usaha. Dan selanjutnya hal ini disikapi dengan melakukan beberapa langkah antisipasi untuk bisa meraih kembali nasabah yang pergi tersebut, dengan tidak panik namun tetap serius mengatasi masalah ini. Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
Pertama, menginventarisir penyebab mengapa customer tersebut, khususnya customer utama kita pergi dan pindah ke perusahaan penyedia lainnya.Â
Tidak selalu customer pergi tersebut disebabkan karena pindah tempat tinggal karena pindah tempat tugasnya, namun terkadang ada yang pindah yang disebabkan karena ketidakpuasan oleh pelayanan atau produk yang selalu didapatkan di tempat kita selalu tidak ada sehingga pindah ke penyedia lainnya.
Apabila penyebabnya karena produk yang tidak ada, bisa diatasi dengan menyediakan produk tersebut kembali meskipun harga yang harus naik, karena harga bahan naik.
Kedua, melakukan inovasi dan terobosan baru, baik di bidang pelayanan dan juga produk. Cara ini sebenarnya sangat ampuh, apalagi sejak wabah pandemi Covid-19, dimana para customer termudahkan dengan jasa pengiriman produk, cara ini mungkin bisa diterapkan pada bisnis kuliner atau bisnis lainnya.
Apabila langkah antisipasi sudah dilakukan, namun masih belum menampakkkan hasil yang signifikan, Anda bisa menerapkan langkah ini, antara lain:
- Melakukan pendekatan pribadi, apabila memungkinkan bisa dengan bertemu langsung, atau bisa menciptakan percakapan melalui telepon dan juga menyampaikan betapa menyesalnya telah membuat kecewa.
- Mendengarkan kekecewaan, dan juga keluhannya, dan memberikan peluang kepada pelanggan untuk berbicara, sehingga kita mendapatkan informasi yang membuatnya kecewa dan pergi tidak mau menggunakan roduk-produk kita, dan jangan lupa menyampaikan permintaan maaf.
- Memperbaiki hubungan dengan membuka interaksi sosial dengan penuh rasa kekeluargaan.