Di era saat ini, dimana sudah sangat terlalu banyak pilihan produk, mulai kuliner, kebutuhan sehari-hari dan begitu banyak produk lainnya, maka customer memiliki bargaining position yang lebih tinggi, tentu saja kepuasan seorang customer tidak serta merta bisa menghasilkan loyalitas customer.
Baca juga: Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner.
Tentu saja di era of choices seperti saat ini, sebuah bisnis harus memikiki tujuan yang tidak lagi pada bagaimana cara untuk mencapai kepuasan customer, namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana caranya untuk bisa menciptakan customer yang loyal pada produk yang kita buat.
Tahukah Anda bahwa sebenarnya biaya yang diperlukan untuk mencari customer baru biayanya jauh lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk mempertahankan customer yang sudah ada saat ini.
Sehubungan dengan kepuasan pelanggan tersebut, maka MarkPlus & Co menyebutkan bahwa pemasaran merupakan sebuah konsep bisnis strategis yang ditujukan untuk menjamin kepuasan yang berkelanjutan kepada tiga stakeholders utama, yaitu pelanggan, karyawan dan shareholders.
Maka pemasaran harus menjadi jiwa, dan bukan hanya sebagai salah satu fungsi atau departeman dalam perusahaan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka setiap orang di dalam perusahaan harus terlibat dalam proses pemuasan pelanggan baik secara langsung mau pun tidak langsung, atau dengan kata kain setiap karyawan adalah pemasar.
Untuk mencapai tujuan perusahan, salah satunya adalah tercapainya target pendapatan, maka strategi pemasaran harus disusun dengan jalan melakukan segmenting, targeting dan positioning pada brand.Â
Begitu pula dengan taktik pemasaran yang dilakukan dengan cara diferensiasi, bauran pemasaran dan juga penjualan, sedangkan value atau nilai dalam pemasaran mencakup brand, service serta process yang trjadi dalam perusahaan.
Terdapat suatu cara yang membuat seorang customer menjadi loyal, mengacu pada apa yang disampaikan Hermawan Kertajaya, maka dunia dewasa ini telah berubah menjadi venus, maka dilihat dari aspek customer, aspek emosional menjadi lebih penting daripada aspek fungsional saat seorang customer memilih suatu produk.
Bila dilihat dari hal ini, maka seorang customer akan lebih mempertimbangkan dimensi emosi daripada dimensi lainnya.Â