Mohon tunggu...
Firman Fadilah
Firman Fadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Simple man with a simple love.

Never give up!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Kembang Kantil

27 Juli 2022   18:43 Diperbarui: 27 Juli 2022   18:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah pasar malam, ada satu tenda berwarna hitam pekat dengan hiasan klenik, seperti tulang, kembang, dan aroma kemenyan yang mendominasi. Beberapa orang mengantre untuk melakukan sesuatu. Seseorang dalam antrean tiba-tiba berbicara lantang dan Andre tak sengaja mencuri dengar.

"Entah ini mitos atau bukan, kembang kantil katanya bisa memanggil arwah. Rekanku sering diganggu arwah orang tuanya yang ternyata masih memiliki utang."

"Aku jadi penasaran dan ingin menanyakan kepada mendiang suamiku, apakah aku boleh menikah lagi."

Andre yang tampak berminat langsung ambil bagian dalam antrean. Ia lupakan masalah ajaran agama itu sebab rindunya sudah meluap. Ia ingin berbicara dengan istrinya. 

"Sejak kepergianmu, hidupku sering apes!"

Dua orang lagi sebelum kemudian nama Andre dipanggil. Malam sudah terlampau tinggi. Bahkan embun sudah berkelindan di pucuk rumput. 

"Maaf, saya tidak membawa potonya," ucap Andre payah ketika lelaki tua berbaju hitam itu menanyakan poto istrinya. 

"Oh, tak apa. Tetapi ini akan jadi lebih lama dan sulit."

Asap kemenyan yang membubung seketika meliuk-liuk tak tentu. Badan lelaki tua itu bergetar ketika menaburkan kembang kantil ke dalam sebuah kendi pembakaran. Andre seketika merinding. 

Asap mulai menipis. Lelaki tua itu kembali ke posisi duduknya yang tegak dan kepala yang sedikit miring itu menggeleng beberapa kali. Andre seolah-olah tak sabar untuk mendengar hasilnya. 

"Hmmm. Tolong, jangan pernah lakukan hal-hal konyol," tutur lelaki tua itu. Matanya terpejam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun