Partisipasi mahasiswa UNPAB Medan dalam program MBKM di Desa Nogo Rejo telah membawa dampak positif yang signifikan. Mahasiswa memperoleh keterampilan praktis dalam mengelola konflik yang akan berguna dalam kehidupan profesional mereka. Sementara itu, masyarakat desa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru untuk menyelesaikan konflik secara efektif.
Kesimpulan
Program MBKM memberikan peluang bagi mahasiswa UNPAB Medan untuk belajar di luar kelas dan berkontribusi langsung dalam memecahkan permasalahan nyata di masyarakat. Keterlibatan mereka dalam mengelola konflik di Desa Nogo Rejo tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis tetapi juga meningkatkan keterampilan mereka dalam manajemen konflik. Dengan demikian, program ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat desa yang mendapatkan manfaat langsung dari keterlibatan aktif mahasiswa dalam kehidupan mereka.
Untuk informasi lebih lanjut tentang program MBKM dan keterlibatan mahasiswa UNPAB Medan, kunjungi situs resmi Universitas Pembangunan Panca Budi atau hubungi kantor humas
Medan, 29 Juli 2024 – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas dan aplikatif. Mahasiswa Manajemen Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan telah mengambil bagian aktif dalam program ini dengan berfokus pada pengelolaan konflik di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Tantangan Konflik di Desa Nogo Rejo
Desa Nogo Rejo menghadapi berbagai tantangan sosial yang dapat memicu konflik, mulai dari perbedaan pandangan hingga ketidakadilan dalam distribusi sumber daya. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa UNPAB Medan yang terlibat dalam program MBKM diharapkan dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi sumber-sumber konflik dan mengembangkan keterampilan untuk mengelolanya.
Peran Mahasiswa dalam Mengelola Konflik
Mahasiswa UNPAB Medan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Desa Nogo Rejo telah berperan penting dalam beberapa aspek:
Identifikasi Sumber Konflik: Mahasiswa membantu mengidentifikasi akar permasalahan konflik melalui wawancara, observasi, dan diskusi dengan warga desa. Ini membantu mereka memahami dinamika sosial dan ekonomi yang memicu konflik.
Mediasi dan Negosiasi: Mahasiswa bertindak sebagai mediator, memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang berkonflik. Mereka membantu menemukan solusi yang adil dan diterima oleh semua pihak, memperkuat kohesi sosial dalam komunitas.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!