Behaviorisme merupakan sebutan yang memfokuskan pada kajian psikologi mengenai perilaku, di dalamnya berisi tentang peran stimulus-respon, respon yang ditimbulkan oleh stimulus tersebut dan reward or punishment yang timbul setelah respon tersebut. Melalui stimulus-respon tersebut kajian perilaku (behaviorisme) daoat diambil suatu kesimpulan yang objektif mengenai aktivitas-aktivitas dari mental atau jiwa seseorang.
- Kajian Kognitif
Kajian kognitif didasarkan pada asumsi bahwa hanya dengan mengamati dan mempelajari proses perilaku mental secara objektif maka manusia dapat memperoleh pemahaman secara utuh tentang apa yang diperbuat oleh seseorang, serta menggunakan analogi antara pikiran dan komputer lewat informasi yang masuk diproses dengan segala cara, dipilih, dibandingkan serta dikombinasikan dengan infomasi yang lain. Kajian kognitif berkembang dari reaksi terhadap pandangan stimulus-respon, dalam pengertian stimulus dan respon memahami tindakan manusia mungkin telah memadai untuk meneliti bentuk perilaku yang dimulai dari yang sederhana, akan tetapi pendekatan ini mengabaikan banyak bidang yang penting dari fungsi manusia.
- Kajian Psikoanalisis
Konsep psikonalisis mengenai perilaku manusia dikembangkan oleh Sigmud Freud, menurutnya aliran psikoanalisis tidak terlepas dari teori mengenai id, ego, dan super ego. Fondasi dari asumsi dasarnya adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses alam bawah sadar. Dengan proses tersebut ia meyakini bahwa ada keinginan dan rasa takut yang tidak disadari dalam diri individu yang sangat mempengaruhi perilakunya. Kajian psikoanalisis memandang semua tindakan mempunyai suatu sebab tapi penyebab itu lebih merupakan suatu motif bawah sadar dibandingkan penalaran rasional yang menggerakkan perilaku manusia, psikoanalisis memberikan metode baru untuk melihat beberapa masalah dalam perilaku seseorang.
      Psikologi pendidikan tidak dianggap sebagai suatu studi psikologi yang dipraktekkan saja. Psikologi pendidikan merupakan studi atau suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak hidup sendiri. Memang benar, bahwa aspek tertentu dari psikologi pendidikan bersifat kefilsafatan karena filsafat sendiri adalah induk dari segala ilmu, akan tetapi sebagai suatu ilmu pengetahuan psikologi pendidikan telah memiliki sistem dan prinsip atau dasar kebenarannya sendiri, fakta-fakta yang dimiliki bersifat objektif teknik yang berguna untuk penelitian.
      Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa psikologi pendidikan akan mempengaruhi perkembangan derajat pengetahuan bagi peserta didik, sehingga dapat mengembangkan potensi diri secara maksimal disediakan dengan lingkungan yang mendukung dalam proses belajar. Pendidik serta orang tua juga diperlukan memiliki pemahaman tentang ilmu psikologi pendidikan sebagai dasar dalam membimbing dan mengembangkan potensi anak untuk membantu mencapai tujuan pendidikan.
      Dalam proses pendidikan, psikologi mempunyai peran dalam mengambangkan teori dan praktik dalam pembelajaran, sistem pembelajaran, sistem penilaian, dan pengembangan kurikulum. Psikologi pendidikan bisa diartikan sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang khusus mengkaji tentang perilaku seseorang dalam situasi permasalahan pendidikan yang bertujuan menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologi yang terkait dengan pendidikan. Sedangkan sebagai sebuah ilmu, psikologi mempunyai kegunaan teoritis untuk mengetahui potensi, perbedaan keterampilan, memecahkan masalah, dan pembelajaran peserta didik, supaya dapat secara efektif diimplementasikan dalam proses pendidikan. Psikologi pendidikan juga berguna dalam menelaah perilaku seorang peserta didik dalam proses belajar. Pendidikan merupakan terjadinya proses pembelajaran dalam lingkungan sosial, intelektual, dan fisik (Sukmadinata, 2019). Psikologi berguna untuk mengetahui mental peserta didik dan perilaku-perilakunya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik.
Oleh karena itu diharapkan seorang pendidik sebagai pembimbing perlu terus berkomitmen berusaha dalam memahami mereka yang akan di didik melalui proses pendidikan. Mempelajari sifat-sifat dasar setiap anak didik dan pertumbuhan peserta didik yang diwarisi dari orang tua mereka harus dipelajari oleh pendidik. Jika seorang pendidik mengetahui mengapa individu peserta didik melakukan sesuatu hal tertentu dan juga mengetahui pula kegiatan-kegiatan yang paling penting dan dapat membantu dalam proses pendidikan. Maka dari itu pengetahuan psikologi tentang peserta didik dalam proses pendidikan sangat penting harus dijadikan kebutuhan pendidik dan orangtua untuk memiliki pengetahuan mengenai jiwa yang dimiliki peserta didik.
Dengan demikian berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami dan merasa senang, serta merasa tertarik lebih lanjut untuk mengembangkan karya tulis mengenai penulisan yang telah dilakukan. Penulisan ini memang belum sempurna dan hasil dari karya tulis ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam memahami pentingnya psikologi di dunia pendidikan.
Hikmawan, F., 2017. Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi pendidikan humanistik. Jurnal Sains Psikologi, 6(1), pp.31-36.
Ichsan, M., 2016. Psikologi pendidikan dan ilmu mengajar. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), pp.60-76.
Kulsum, U., 2021. Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran. Jurnal Mubtadiin, 7(01), pp.100-121.