CSIS baru mengeluarkan hasil survey DKI Jakarta dan telah disiarkan ke publik, priode survey antara 5-10 Januari 2016 melalui wawancara dan tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur, Wow sangat singkat !!! jumlah responden 400 orang tersebar secara proporsional di lima kota di Jakarta minus kepulauan seribu, penarikan sampel sepenuhnya dilakukan secara acak, margin eror survey ini sebesar +/-4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Tulisan ini tidak memaparkan distribusi sampel di 5 kota, profil responden seperti jenis kelamin, usia, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lamanya tinggal di Jakarta, lamanya menempati tempat tinggal sekarang, semua itu bisa diminta ke penulis dengan mengganti  ongkos coppy dan ongkos kirim. send email to Firman.firmansyah@gmail.com
Fokus tulisan ini adalah tips dan trik mengalahkan Ahok di pilgub DKI 2017 yang tujuannya mendorong sebanyak mungkin calon-calon yang jujur dan kredibel agar mau maju, mencalonkan diri.
Kita mulai dari meng-evaluasi kinerja Ahok sebagai Gubernur incumbent dan melihat isu-isu perkotaan yang di hadapi nya, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok,
67.00 >>> Puas
29.00 >>> Tidak Puas
 04.00 >>> Tdk tau/tdk jwb
Apakah ahok sudah membawa perubahan buat Jakarta, seperti yang dulu dikampanyekan bersama Jokowi tahun 2012?
62.75 >>> Sudah Berubah.
22.50 >>> Belum berubah.
14.25 >>> Sama saja/tdk ada perubahan yg berarti.
00.50 >>> Tidak tau/ tidak jawab.
 [caption caption="survei CSIS DKI jakarta 2016"][/caption]
Seberapa banggakah anda menjadi warga ibukota?
93.75 >>> Yang menjawab bangga.
04.50 >>> Yang menjawab tidak bangga.
01.75 >>> Yg menjawab tidak jawab dan tdk tau.
Saat survey menanyakan, Dimensi yang paling disukai publik dari kepemimpinan Ahok ?
42.50 >>> Kepribadian personalnya
29.25 >>> Prestasi dan kinerja pemerintahannya
16.75 >>> Karakter pemerintahannya
11.50 >>> Tidak tahu atau tidak jawab
Temuan dari survey diatas adalah:Â Â Â Â tindakan kontroversial Ahok saat berkonflik dengan DPRD terkait UPS,dan konflik dengan Pemda Bekasi mendapat dukungan yang besar dari publik.
Ini tips untuk anda, calon penantang Ahok yang datang dari calon independent maupun yang dicalonkan partai politik, ternyata publik menaruh harapan besar pada calon-calon independent,
[caption caption="survei CSIS DKI jakarta 2016"]
1.Dari survey DKI Jakarta menjadi basis empat partai 21.75% responden akan mengaku memilih PDI Perjuangan; Gerindra (14.5%) Demokrat (9%) dan PKS (6.7%).
2. TNI, Gubernur Jakarta dan KPK menjadi tiga lembaga dengan tingkat kepercayaan public yang tinggi di Jakarta. Sekitar 77.75% mengaku percaya TNI; Gubernur Jakarta (77.75%) dan KPK (73.50%).
3. Dari sisi pencalonan, mayoritas public (61%) menyetujui bahwa Ahok maju melalui jalur perseorangan di bandingkan maju menggunakan partai politik.
Kita masuk pada tingkat popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas.
Popularitas Ahok masih tinggi 94.00 disusul Tantowi yahya 81.00 Ridwan kamil 71.25,
[caption caption="survei CSIS DKI jakarta 2016"]
Temuan Survei  CSIS
1.Dari sisi popularitas, hanya 6 nama yang tingkat popularitasnya berada diatas 60% diantaranya, Ahok (94%) Tantowi (81%) Ridwan kamil (71.25%) Abraham Lunggana/ Lulung 69.25%) Hidayat Nurwahid (64.5%) dan Tri rismaharini (63.75%).
2. Dari sisi efektivitas kesukaan, Tri rismaharini paling besar dari segi efektivitas kesukaannya yaitu sebesar 85.54 disusul Ridwan kamil 85.02 dan Ahok 71.39.
3. Hingga kini belum ada tokoh yang melekat namanya dalam ingatan public menjadi Gubernur DKI Jakarta selain Ahok, saat ditanyakan secara terbuka, 45% mengaku akan memilih Ahok. Sementara saat menguji 12 nama dengan poto calon, 43.25% tetap mengaku akan memilih Ahok. Bahkan saat dilakukan simulasi dengan siapapun, tingkat keterpilihan ahok sudah berada diangka 45% , Hingga kini nyaris Ahok tidak mempunyai lawan yang tangguh.
4. Tingginya angka kemantapan pemilih (diatas 50%) diperkirakan akan menyulitkan lawan-lawan Ahok, padahal pemilu masih terhitung lama (lebih kurang 1 tahun lagi) sementara angka kemantapan sudah cukup tinggi.
Dan inilah Tips mengalahkan Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017, yang bisa anda coba, dan anda praktekan
Pertama : Lemahnya dukungan public pada calon yang di usulkan partai politik akan membuat persaingan ketat diantara calon-calon yang datang dari jalur independen, maka calon-calon independent harus segera meminta dukungan public dan sesegera mungkin mendeklarasikannya, jangan malu-malu, ….. karena jika waktunya mepet dan popularitas sulit dikejar, ditakutkan calon-calon akan mainkan isu-isu sensitive dan kampanye hitam untuk mendapatkan popularitas sesaat yang nantinya dapat mencederai Pemilukada.
Kedua: Calon Harus memahami, basis pemilih adalah 90% muslim 39.75% adalah etnis betawi disusul Jawa, sunda, batak, Chinese dll, pendidikannya 48% tamatan SMA dan 6.50% DIII dan 9.5% S1 artinya basis pemilih dominan usia muda yang sangat terbuka pada informasi, jika belajar dari Pilkada 2012 pemilih ini akan tidak bersimpati dengan isu-isu rasis berbau SARA bahkan tak segan-segan mereka akan berkicau di social media yang nantinya akan mempengaruhi opini public.
Ketiga: Calon juga harus mempunyai karakter yang kuat, memiliki komitmen pemberantasan korupsi dan tidak memiliki Track Record yang buruk.
Keempat : Calon juga harus memiliki ide-ide baru, kenapa Jokowi dan Ahok sukses di 2012 karena mereka memiliki slogan Jakarta baru, Â jadi calon juga harus memiliki ide-ide baru, bahkan lebih baru dari calon petahana yang sedang berkuasa saat ini.
Kelima : Belajar dari keburukan Pilkada di daerah atau Pilkada Jakarta sebelumnya, public akan melihat minus dan tidak bersimpati apabila calon Gubernur melakukan mahar politik ke partai, melakukan politik uang dan politik transaksional, semua itu akan terbuka lebar ke public, bisa karena kuatnya social media mempengaruhi opini dan bisa juga kebebasan media mainstream dan pemantau-pemantau pemilu yang akan mengawasi sang calon gubernur.
Dan akhirnya Pilgub atau pilkada Jakarta bisa menjadi role model buat penyelenggaraan demokrasi yang baik di daerah-daerah, sudah seharusnyalah calon-calon pemimpin yang jujur dan baik yang diharapkan bakal muncul untuk maju mencalonkan diri, mohon maaf untuk para bandit dan mafia politik sudaah saatnya anda menyingkir dari arena ini, karena kami sedang serius mencari negarawan sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H