Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tips Mengalahkan Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017, Base on “Survei CSIS"

26 Januari 2016   17:24 Diperbarui: 1 Februari 2016   12:29 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Dari sisi efektivitas kesukaan, Tri rismaharini paling besar dari segi efektivitas kesukaannya yaitu sebesar 85.54 disusul Ridwan kamil 85.02 dan Ahok 71.39.

3. Hingga kini belum ada tokoh yang melekat namanya dalam ingatan public menjadi Gubernur DKI Jakarta selain Ahok, saat ditanyakan secara terbuka, 45% mengaku akan memilih Ahok. Sementara saat menguji 12 nama dengan poto calon, 43.25% tetap mengaku akan memilih Ahok. Bahkan saat dilakukan simulasi dengan siapapun, tingkat keterpilihan ahok  sudah berada diangka 45% , Hingga kini nyaris Ahok tidak mempunyai lawan yang tangguh.

4. Tingginya angka kemantapan pemilih (diatas 50%) diperkirakan akan menyulitkan lawan-lawan Ahok, padahal pemilu masih terhitung lama (lebih kurang 1 tahun lagi) sementara angka kemantapan sudah cukup tinggi.

Dan inilah Tips mengalahkan Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017, yang bisa anda coba, dan anda praktekan

Pertama : Lemahnya dukungan public pada calon yang di usulkan partai politik akan membuat persaingan ketat diantara calon-calon yang datang dari jalur independen, maka calon-calon independent harus segera meminta dukungan public dan sesegera mungkin mendeklarasikannya, jangan malu-malu, ….. karena jika waktunya mepet dan popularitas sulit dikejar, ditakutkan calon-calon akan mainkan isu-isu sensitive dan kampanye hitam untuk mendapatkan popularitas sesaat yang nantinya dapat mencederai Pemilukada.

Kedua: Calon Harus memahami, basis pemilih adalah 90% muslim 39.75% adalah etnis betawi disusul Jawa, sunda, batak, Chinese dll, pendidikannya 48% tamatan SMA dan 6.50% DIII dan  9.5% S1 artinya basis pemilih dominan usia muda yang sangat terbuka pada informasi, jika belajar dari Pilkada 2012 pemilih ini akan tidak bersimpati dengan isu-isu rasis berbau SARA bahkan tak segan-segan mereka akan berkicau di social media yang nantinya akan mempengaruhi opini public.

Ketiga: Calon juga harus mempunyai karakter yang kuat, memiliki komitmen pemberantasan korupsi dan tidak memiliki Track Record yang buruk.

Keempat : Calon juga harus memiliki ide-ide baru, kenapa Jokowi dan Ahok sukses di 2012 karena mereka memiliki slogan Jakarta baru,  jadi calon juga harus memiliki ide-ide baru, bahkan lebih baru dari calon petahana yang sedang berkuasa saat ini.

Kelima : Belajar dari keburukan Pilkada di daerah atau Pilkada Jakarta sebelumnya, public akan melihat minus dan tidak bersimpati apabila calon Gubernur melakukan mahar politik ke partai, melakukan politik uang dan politik transaksional, semua itu akan terbuka lebar ke public, bisa karena kuatnya social media mempengaruhi opini dan bisa juga kebebasan media mainstream dan pemantau-pemantau pemilu yang akan mengawasi sang calon gubernur.

Dan akhirnya Pilgub atau pilkada Jakarta bisa menjadi role model buat penyelenggaraan demokrasi yang baik di daerah-daerah, sudah seharusnyalah calon-calon pemimpin yang jujur dan baik yang diharapkan bakal muncul untuk maju mencalonkan diri, mohon maaf untuk para bandit dan mafia politik sudaah saatnya anda menyingkir dari arena ini, karena kami sedang serius mencari negarawan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun