Taksi yang aku tumpangi bergerak perlahan menyusuri jalan keluar kompleks perumahan, melewati pos jaga dan pohon jati tua meranggas, sampai di mulut persimpangan. “Setra itu,” gumamku lirih ketika melempar lirikan ke arah tembok tanah, gerbang yang dijagai dua pohon beringin tua. Taksi berbelok ke kiri siap meluncur ke jalan utama.
“Ah, gadis itu lagi. Suatu saat aku akan merindukanmu,” gumamku dengan dada bergetar saat gadis cantik berbusana adat Bali berambut halus panjang terurai duduk anggun di atas tembok tanah, menyunggingkan senyum manis, namun kali ini terasa hangat, sekuntum bunga kamboja putih terselip di telinga kanannya menebar harum semerbak.***
Bangkinang, 16 April 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H