Mohon tunggu...
Raden Firkan Maulana
Raden Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: firkan.maulana@gmail.com | http://www.instagram.com/abah_ceukhan | https://www.linkedin.com/in/firkan-maulana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidur Siang, Rutinitas yang Kembali Hadir

2 Februari 2025   16:43 Diperbarui: 2 Februari 2025   16:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya, saya merasa bersyukur bisa melakukan rutinitas tidur siang lagi. Seingat saya, aktifitas rutin tidur siang ini dulu sering saya lakukan pada saat usia sekolah dasar (SD) di tahun 1980-an. Tentu saja aktivitas SD dan faktor kehidupan msyarakat perkotaan pada saat itu masih manusiawi. Jam masuk SD adalah jam 7 pagi dan pulang jam 11.30. Saya pergi sekolah jalan kaki, kadang menggunakan sepeda. Jarak rumah ke sekolah dekat, hanya ditempuh sekitar 15 menit jalan kaki. Selain aktivitas belajar, kegiatan lainnya di sekolah adalah Pramuka pada setiap hari Sabtu dari jam 8 hingga jam 10. 

Saat pulang sekolah, biasanya sesudah istirahat, makan siang dan Sholat Dhuhur, ibu saya secara disiplin mewajibkan saya dan adik-adik untuk tidur siang. Jam tidur siang dilakukan dari jam 13.30 - 14.30. Sesudah bangun siang, aktivitas saya biasanya bermain hingga sore hari jam 16.30. Saya bersyukur pernah melalui masa-masa indah itu. Dan pada saat jaman sekarang ini, saya merasa kasihan dengan anak-anak saya. Mereka tidak pernah mengalami tidur siang  karena mereka pulang sekolah antara jam 15 hingga jam 16 dari hari Senin hingga hari Jumat. Hari-hari anak-anak saya padat bersekolah dari pagi hingga siang menjelang sore. Mana ada waktu untuk tidur siang? 

Saya jadi berpikir, harusnya jam sekolah anak-anak itu dipersingkat seperti dulu dari jam 7 hingga jam 12 siang. Mungkin konsekuensinya dengan mengurangi waktu belajar dan bahkan menghilangkan mata pelajaran yang tidak penting. Anak-anak tidak perlu berlama-lama di sekolah. Anak-anak bisa segera pulang ke rumah. Tujuannya utamanya agar anak-anak bisa merasakan kembali tidur siang. Dan tentunya anak-anak bisa merasakan manfaat dari tidur siang. Anak-anak menjadi lebih sehat dan segar. Saya yakin anak-anak pun hidupnya bakal lebih bahagia. 

Akhirnya, saya ingin mengajak agar kita bisa merutinkan kembali aktivitas tidur siang. Ini bukan tentang si penidur. Ini juga bukanlah tentang si tukang tidur. Tapi ini tidur untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Tidur siang yang membahagiakan kita. Tidur siang untuk masa depan yang lebih cerah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun