Menjelang pukul 23.00, ketika hampir semua sepakat Soimah pantas jadi bupati, saya unjuk suara untuk sekadar mengingatkan kawan-kawan. Saya katakan, apakah sudah betul puncak dari segala karier seseorang harus menjadi pejabat, dalam hal ini bupati? Apakah derajat seseorang diukur dari tahta? Apakah tidak lebih baik Soimah tetap menjadi seniman, dengan penghasilan yang lebih dari cukup tanpa perlu mencuri uang rakyat?
Dengan terus berada di bidangnya, untuk kemudian kelak memproduseri sinden-sinden dan penyanyi-penyanyi penerusnya, atau mengembangkan bakat dua putranya menjadi penghibur yang melebihi talenta ibunya, atau membuka usaha franchise makanan, minuman, atau toko serba ada menggunakan namanya, saya yakin anak didik Bagong Kussudihardjo ini akan tetap dikenang dan bisa jadi legenda. Bukan legenda dalam tanda kutip, yang dicatat pernah membuat cacat!
Sebab itu, Soimah, tolong jangan jadi bupati!
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H