Komposisi gerak tari antara gerakan yang di gunakan dalam acara pawai atau arak-arakan yang berkaitan dengan khitanan berbeda dengan gerakan yang digunakan dalam acara pagelaran yang di aras panggung. Kesenian sisingaan tidak hanya dipergrlarkan di acara khitanan saja, akan tetapi dipergelarkan juga untuk menyambuk kedatangan tamu terhormat.
Perkembangan zaman yang mempengaruri perubahan-perubahan yang terejadi pada kesenian pertunjukan sisingaan. Perubahan-perubahan itu terjadi salah satunya pada unsur seni pertunjukan. Sebelumnya telah dijelaskan kesenian sisingaan ini tidak hanya dipergelarkan untuk upacara khitannan saja, namun dipergelarkan untu menyambut tamu Kehormatan juga.
Pertunjukan kesenian sisingaan pada tahun 1812 diselenggarakan dengan sederhana. Hanya dimainkan dengan cara di gerakan kesana kemari. Perkembangan pertunjukan kesenian sisingaan membawa pengaruh dalam pertunjukan kesenian. Perkembangan kesenian sisingan dipengaruhi oleh berkembangnya grup sisingaan di daerah Subang.
Kesenian sisingaan ditampilkan dengan acara khitanan, menyambut tamu, merayakan ulang tahun daerah, peresmian, festipal, dan sebagainya. Dalam pertunjukan heleran biasanya melakukan unsur neukeun, dengan cara menyerahkan anak yang dikhitan kepada sepuh, langsung diserahkan ke rombongan sisingaan, terus langsung dinaikan keatas sisingaan. Terdapat makna pada pertunjukan sisingaan yaitu spontinitas, egalitaria daln lainnya.
Unsur-unsur heleran sisingaan terbagi menjadi tiga bagian:
- Naekeun adalah menaikan anak yang di khitan atau sunat ke atas sisingaan.
- Helaran adalah pertunjukan yang disajikan dengan melakukan keliling desa atau kampung dengan rute yang ditentukan. Salah satu unsur yang harus dilakukan adalah unsur heleran.
- Atraksi yaitu variasi dalam kesenian sisingaan untuk lebih menyemarakan dan menjadi daya tarik.
- Fungsi Kesenian
Fungsi sisingaan tidak terlepas dari sejarah yaitu sebagai lambang perlawanan masyarakat subang terhadap penjajah. Sebelum tahun 1955 fungsi kesenian sisingaan sebagai penyebaran agama Islam. Sisingaan selain berfungsi sebagai perjuangan dan penyebaran agama Islam, fungsi sisingaan setelah kemerdekaa memiliki dua fungsi, yaitu: kesenian sisingaan merupakan tradisi pada saat mengadakan hajatan khitanan yang merupakan wujud Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sisingaan juga berfungsi untuk hiburan. Pada dasarnya kesenian tradisional menurut sudarsono terdapat tiga fungsi pada kehidupan masyarakat, yaitu: fungsi sosial dan kritik media, fungsi hiburan, dan fungsi ritual.
Seorang informan mengatakan fungsi sisingaan yang berkaitan dengan upacara khitanan, bukan sekedar untuk menghibur anak yang akan di khitan, akan tetapi berfungsi untuk bewara bahwa anak tersebut sudah di Islamkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H