Mohon tunggu...
Firdaus Depari
Firdaus Depari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa filsafat

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lilin Perjanjian

5 November 2022   20:19 Diperbarui: 5 November 2022   20:28 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lilin Perjanjian

Tangis merintih memecah tidurku

Suara dentum kaca berhamburan dalam riuh gelombang bayu

Kuberlari dari mimpi

Cari kunci dalam gelapnya kamar

Kuterhentak memandang sosok gadis rampu panjang

Ia berlutut lemas lesu

Wajah putih meneteskan luka

Gores kaca  sesal diri

Kutepuk pundaknya dengan sedikit bergetar

Hilang lenyap tinggal bayang

Gemetar kaki pucat wajah ini

Jangan .... jangan han....

Guma mulut penuh gemetar

Nafas tersendat mata memerah

Mengungkap kata terbata bata

Depan lilin perjanjinan aku menyesal atas deritamu.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun