Mohon tunggu...
Firda Puri Agustine
Firda Puri Agustine Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Write, Enjoy, and Smile ;)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Amazing Journey to Alor, NTT (Part 1): Noraknya Saya Naik Fokker 50

27 Februari 2014   19:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih saja bolak balik lihat jam tangan. Kok jarum jam muternya lama banget. Ah, sudahlah saya berusaha tidur. Tetap enggak bisa. Sampai akhirnya lampu kabin mulai redup dan tanda kenakan sabuk pengaman menyala lagi. Damn! Ini pasti cuaca buruk.

Benar saja. Tak berapa lama, pramugari mengumumkan bahwa pesawat sedang menghadapi awan tebal dan cuaca dilaporkan kurang baik. Hufftt..dalam keadaan cuaca normal aja otak saya negatif melulu, gimana begini?. Sontak, jantung berdebar makin cepat.

Mulailah terasa guncangan. Dari skala kecil hingga lumayan bikin was-was. Ini sih turbulensi. Saya kembali lihat jam tangan. Duh, perjalanan menyisakan 1,5 jam lagi dari total estimasi Jakarta - Kupang selama 3 jam. Lama sekali deh di kondisi turbulensi seperti itu.

Saya coba pejamkan mata. Berusaha menghipnotis diri sendiri untuk tidur lebih dalam, tidur lebih dalam. Gagal. Saya masih saja bolak balik liat jarum jam yang muternya masih saja lambat. Syukurlah, si bapak yang ada di sebelah mengajak saya ngobrol. Lumayan buat mengalihkan perhatian.

Saya lupa berapa lama kami terlibat perbincangan, tapi tak terasa sudah jam setengah 5 pagi dan saya amnesia telah terjadi turbulensi. Saya mulai lihat matahari terbit dari ketinggian lebih dari 30 ribu kaki. Keren sekali. Hati ini langsung tenang seketika.

[caption id="attachment_314204" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu desa di Alor Besar"]

13934766241858826593
13934766241858826593
[/caption]

Yup, yang ditunggu datang juga. Suara pilot mengumumkan bahwa waktu pendaratan sudah dekat. 20 menit lebih cepat dari yang dijadwalkan. Saya mengulang lagi doa yang dibaca ketika lepas landas. Pesawat perlahan menurunkan ketinggian. Ada sedikit guncangan menabrak awan. Makin turun, turun, dan terlihatlah gambaran sebuah kota di bawah sana. Dan, yak! Landing lumayan kasar di Bandara Eltari, Kupang. Saya sudah sampai di ibukota Nusa Tenggara Timur.

Hal pertama yang saya lakukan tentu saja mengucap hamdalah, alhamdulillah. Setelah itu, dan sudah jadi kebiasaan tiap habis landing, nyalain Blackberry buat kasih kabar ke orang-orang tercinta, terutama mama.
Tapi, begitu dinyalakan muncul tanda SOS. Yah, masa enggak ada sinyal. Saya tunggu sampai 30 menit tetap sama. Akhirnya saya coba tanya-tanya ke orang di sekitar bandara, ternyata sinyal yang tertangkap hanya Telkomsel.

Dan memang benar, ketika saya pergi ke toko pulsa (yang satu-satunya buka di pagi hari), cuma ada kartu itu yang dijual. Terpaksa saya beli kartu perdana dan menukarnya dengan kartu Indosat yang saya pakai.
Jaringan internet penting sekali buat saya karena ada beberapa tulisan yang harus saya kirim saat itu juga. Mumpung ada waktu transit sekitar 2 jam untuk kemudian terbang kembali ke Alor. Catatan nih buat provider lain, pasang BTS dong di wilayah NTT..

Setelah urusan berita kelar, saya menikmati sarapan kecil di lounge bersama Mas Teguh, kawan yang menemani saya sejak di Bandara Soetta. Dia asyik baca koran, saya berusaha rileks. Maklum, ini pertama kalinya saya akan naik pesawat kecil.

Perjalanan dari Kupang ke Alor menggunakan pesawat dari maskapai Trans Nusa. Estimasi waktu sekitar 50 menit. Tadi sewaktu turun dari pesawat, saya sempat melihat deretan pesawat kecil, baik Merpati maupun Trans Nusa. Ada yang kecil sekali mirip capung, ada yang lumayan besar pakai MA-60. Jujur saja, saya mengira-ngira bakal naik pesawat kecil jenis yang mana, karena katanya naik pesawat kecil itu segalanya lebih berasa. Ya turbulensinya, ya pas nabrak awan. Pas kena angin apalagi. Stres dimulai, tapi saya sok cool.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun