"Siswa Ibu yang rambutnya di kepang dua dengan pita merah di kepala, wajahnya putih bersinar dengan tahi lalat samar di pipi kiri. Masa ibu tidak kenal, apa mungkin hari ini dia tidak masuk?"
"Hari ini siswa saya masuk semua tidak ada yang ijin, sakit ataupun alpa. Â Bagaimana ibu Rima sangat yakin kalau siswa yang Ibu temui itu siswa saya?"
"Karena di saku seragamnya saya lihat logo kelas bertuliskan II dalam angka romawi yang menandakan bahwa dia kelas dua. Dan hanya sekolah kita yang menggunakan logo kelas di saku seragam  kan Bu?"
"Iya, tapi di kelas saya tidak ada siswa yang Ibu maksudkan, kalau Bu Rima tidak percaya tunggu sampai mereka masuk semua setelah jam istirahat. Saya persilakan Ibu mencari siswa yang ibu maksud."
"Baiklah terima kasih Ibu Tari."
Jam Istirahat telah selesai bel berdering sebanyak tiga kali tanda siswa harus segera memasuki kelas kembali. Saat semua siswa kelas dua sudah masuk, semua kursi kelas nampak sudah terisi penuh. Satu persatu ku pandangi siswa di kelas tersebut, namun tak kutemukan dia. Aku tak langsung putus asa. Aku segera pergi menuju ruang tata usaha untuk meminjam buku induk yang didalamnya terdapat data base seluruh siswa mulai dari foto siswa, alamat hingga nama orang tua mereka.Â
Aku buka lembar demi lembar buku induk tersebut namun lagi-lagi tidak tidak kutemukan foto dan data base anak itu. Aku kembali termenung dan berkata dalam hatiku "Apakah dia malaikat kecil yang di utus kepadaku?" Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H