"Sama-sama Rim, Â Eh.. lain kali aku main kerumah ya!"
"Boleh, tapi telepon aku dulu ya kalau mau ke rumah, aku bakal bikinin makanan kesukaanmu, "lumpia! He.. he.." Â
"Oke deh..."
Assalammualaikum."
Waalaikumsalam.".
      Pagi harinya selepas sholat shubuh aku mulai menyiapkan baju putih berlengan panjang dengan jilbab berwarna biru dan bawahan androk berwarna biru dongker. Saat pertama memakainya aku agak risih karena sulit untuk bergerak bebas, udara sulit masuk dan sedikit panas namun aku akan coba membiasakan diri. Karena ini sudah menjadi komitmenku dan juga untuk menjalankan perintah agamaku.Â
Pagi itu semua perlengkapan aku minta bibi yang menyiapkan, biar suami dan anakku tidak langsung bertemu aku dulu yang sudah memakai jilbab, karena aku ingin memberi kejutan kepada mereka.Â
Dan aku ingin tahu juga reaksi apa yang akan terjadi pada mereka saat aku berbusana muslimah. Ketika keduanya keluar dari kamar, menuruni anak tangga menuju meja makan, terkaget-kaget mereka saat melihat sesosok wanita berjilbab berwarna biru bermotifkan bunga dengan hiasan bros mawar di atasnya tengah menyiapkan sarapan pagi. Keduanya menghentikan langkahnya. Lalu aku menoleh dengan senyuman dan menyapa "Assalammualaikum, sarapan sudah siap!"
"Subhanallah Mama, anggunnya dirimu memakai jilbab." Kata suamiku. "! Aku juga senang memiliki Mama cantik, pake Jilbab lagi." Sahut Lia Putriku. Mereka sangat senang dengan penampilan baruku dan akupun menjadi senang karenanya. "Terima kasih ya Allah atas hidayah yang engkau berikan padaku." Perbincanganpun berlanjut di meja makan.
      Setelah keduanya pergi beraktifitas, giliranku bersiap menuju ke sekolah. Sekarang aku sudah siap menjelaskan pada muridku perihal pertanyaan yang dilontarkannya kemarin. Segala perlengkapan sudah aku siapkan mulai dari buku, alat tulis dan alat peraga. Aku sadar betul menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah karena tugas seorang guru selain mengajar dia juga harus menjadi teladan bagi anak didiknya, ini yang masih aku rasakan sangat berat. Â
Namun seberat apapun itu aku berusaha jalani dengan sepenuh hati. Sesampainya di sekolah aku segera menuju  mejaku, nampak guru-guru  berbisik-bisik membicarakan aku dan kebingungan melihat penampilan baruku namun aku tidak pedulikan, aku berjalan melewati mereka dan bergegas menuju kelas.