Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Kecil

24 Februari 2018   08:26 Diperbarui: 24 Februari 2018   08:41 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu istirahat tiba aku segera pergi menuju kelas dua, ku amati setiap anak di kelas itu satu persatu namun tidak kutemukan dia,  kemana anak itu! Hatiku terus bertanya-tanya. Perasaanku makin tak menentu diantara senang dan kecewa karena tidk bisa bertemu dengannya. Padahal aku sudah menyiapkan segudang jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya kemarin. Pada saat bersamaan muncul Bu Tari wali kelas dua menyapaku dari belakang.

"Assalammualaikum ada yang bisa saya bantu?"

"Waalaikum salam ini saya Bu Tari!"

"Ya Allah, Bu Rima saya sampai gak kenal, saya kira orang tua siswa. Kamu cantik sekali pake Jilbab"

"Ah .. Bu Tari bisa saja, saya hanya ingin menjalankan perintah agama saya saja Bu.

"Kamu beruntung sudah di beri petunjuk oleh Allah. masih banyak wanita yang belum tersentuh hatinya untuk memakai jilbab padahal mereka tahu akan pentingnya berjilbab, selain menutup aurat berjilbab juga akan menjaga kita dari ancaman tindakan asusila yang sedang marak dimana-dimana. Dengan menutup aurat setidaknya wanita muslim akan terhindar dari bahaya semacam itu."  

"Itu yang saya mau tanyakan kepada Ibu,  kalau bukan karena pertanyaan dari siswa kelas Ibu tersebut mungkin saya akan menjadi salah satu sasaran tindakan kejahatan itu. Naudzubillahi Minzaalik."

"Pertanyaan, maksud Bu Rima?"

"Kemarin, saat saya mengunjungi perpustakaan tanpa sengaja saya duduk di sebelah siswa ibu yang tengah asyik membaca Ensiklopedia Islam, saking seriusnya dia sayapun enggan mengganggunya. Lalu tiba-tiba sebuah pertanyaan terlontar dari mulutnya. "Bu, kenapa wanita muslim harus berjilbab?"  Pertanyaan itu membuat saya gundah sehingga membuat saya tidak tidur semalaman. 

Dan pada akhirnya saya membuat sebuah kesimpulan bahwa pertanyaan ini adalah sebuah teguran untuk saya. Sayangnya saya tidak bertanya siapa nama anak itu. Tapi saya hapal betul ciri-ciri wajahnya, tatapan wajahnya, suaranya yang lembut dan pertanyaan yang dia sampaikan pada saya seakan mengajak saya untuk memahami sesuatu.

"Siswa yang mana yang Ibu maksudkan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun