Mohon tunggu...
Hai_Ly19
Hai_Ly19 Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Baru saja lulus dari tingkat Sekolah Dasar, sedang berjuang di pondok, slow respon, silahkan follow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Berjuang Teman-temanku

22 Desember 2023   09:33 Diperbarui: 22 Desember 2023   09:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"cuuuiiiiiiiit...duarrr"

Pagi ini seperti hari-hari sebelumnya, penuh dengan suara bom yang dijatuhkan, juga sirene yang menandakan adanya pemboman, pesawat F-35 seperti tidak capek-capek menjatuhkan bom setiap waktu ke tempat yang hanya memiliki luas 45 km ini.

Sebegitu takutnya mereka dengan tempat ini yang menurut mereka menjadi markas utama sebuah organisasi yang bernama HAMAS (Harakah al-Muqawama al-Islamiyya, yang berarti "Gerakan Perlawanan Islam).

Diketahui di bawah kota Gaza ini ada sebuah kota bawah tanah, tidak diketahui berapa luasnya, aku sebenarnya adalah pendatang di kota ini, aku ikut orangtuaku yang sedang bertugas di sini.

Orang tuaku adalah dokter di Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Indonesia adalah sebuah rumah sakit yang terletak di Bait Lahia, Kegubernuran Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina. Pembangunan rumah sakit dimulai pada tahun 2011 di atas tanah seluas 16.000 meter persegi yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza.

Harusnya pagi ini aku bersama anak-anak lainnya bersekolah di sekolah yang memiliki gedung bagus, tetapi pagi ini aku dan teman-temanku bersekolah di sebuah gedung yang sudah mengelupas catnya, kami sudah sangat bersyukur bisa bersekolah.

***

Beberapa hari sebelum aku dan orangtuaku pergi bertugas ke Gaza.

"Feiare... aku dengar lusa besok kamu akan pergi ke palestina ya?" tanya Seyn teman semejaku di Indonesia.

"iya, aku ikut orangtuaku yang dikirim ke sana sebagai perwakilan bulan sabit merah" jawabku

"wah berarti kamu besok tidak masuk sekolah lagi dong" celetuk Ziaf

"benar... ini hari terakhirku di sini, besok aku harus bersiap-siap"

"bulan sabit merah itu apa Fei" tanya yang lain.

"Bulan Sabit Merah Internasional itu organisasi kemanusiaan global"

"bedanya dengan palang merah apa?" Ziaf bertanya lagi

"nggak tahu, mungkin sama"

Setelah percakapan itu aku berpamitan dengan menyalami mereka satu per satu, setelah berpamitan kepada teman-temanku aku berpamitan pada guru-guru yang ada di sekolahku.

Aku bersama orang tuaku pun berkeliling ke sekitar rumahku, tujuannya berpamitan. Setelah selesai, kami kembali ke rumah, aku langsung menuju rumah sahabatku untuk berpamitan kepadanya sekaligus meminta maaf.

***

Baru tiga hari di sini aku langsung akrab dengan beberapa temanku, mereka adalah Saliem, Aizza, Alieq, dan Aqiel, mereka semua warga asli sini. Aku sering bermain bersama mereka.

Sekolah telah selesai, aku kembali ke rumah untuk izin bermain bersama teman-temanku tadi. Sesampainya di rumah aku memanggil-manggil orangtuaku, namun aku hanya menemukan ibuku.

"ibu ayah dimana?" tanyaku.

"ohhh... ayah masih di rumah sakit, mungkin ada serangan lagi, jumalah pasien bertambah"

"yaaaah, oh iya ibu aku izin main bersama teman-teman ya"

"masya Allah kamu sudah punya teman ya?"

"iya Alhamdulillah, di sini orang-orangnya baik-baik, ramah, tetapi kenapa Israel tetap menyerang menyerang kota ini ya?"

"entahlah, semoga Allah memberi kita pertolongan"

"Aamiin" terdengar sahutan dan suara pintu di buka.

"ayaaaaah" teriakku.

Ayah akhirnya pulang, terlihat raut muka lelah di wajahnya, yang walaupun begitu ia tetap mencoba tersenyum kepadaku. Jasnya juga terlihat kotor dengan bercak darah yang menempel.

"sebentar nak, ayah ganti baju dulu ya"

Aku mengurungkan niat untuk bermain, jarang-jarang ayah pulang, ayah sebagai dokter memang sangat diperlukan di rumah sakit, apalagi dengan jumlah korban yang semakin menumpuk.

Kira-kira karena itulah aku mengurungkan niatku yang hendak bermain bersama teman-temanku, mereka biasanya tak keberatan, lagi pula aku tidak berjanji apapun kepada mereka, selain itu akulah yang mengajak mereka bermain.

Yah segini saja ceritaku, aku masih ingin bermain bersama mereka lagi, kata ayah kami hanya 2 bulan di sini, saatnya aku mengucapkan salam perpisahan kepada mereka. selamat berjuang teman-temanku.

[ Hai-Ly  ] --Klaten-- _21/12/2023_ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun