Jarum pendek di jam telah menunjuk angka tujuh yang menandakan sebentar lagi pelajaran akan dimulai, Hafizh segera mengajak teman- temannya masuk ke kelas dan ternyata pak Ahmad guru mereka sudah menunggu kedatangan murid-muridnya datang dan duduk manis di kursinya masing-masing.
“Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh” sapa pak Ahmad, “siapkan buku pelajaran IPA kalian ya hari ini kita belajar tentang hewan”.
“Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh jawab anak-anak yang segera menyiapkan bukunya.
Pak Ahmad memulai penjelasannya tentang keajaiban hewan,
Menit demi menit pun berlalu tak terasa waktu telah berjalan dengan cepat, ya sebentar lagi adalah waktu kepulangan mereka, namun seperti biasa pak Ahmad pasti akan memberikan tugas sebelum kepulangan apalagi besok libur mau tidak mau mereka harus menunggu dengan jantung yang berdebar-debar.
“pak...” bisik Nabila sambil melirik ke benda berbentuk lingkaran yang menjadi acuan waktu semua orang di dunia ini yaitu sebuah jam.
“ada apa Nabila“ tanya pak Ahmad yang tatapannya membuat Nabila tak jadi bicara namun ternyata teman-temannya satu server dengannya.
“sudah waktu pulang pak” jawab teman-temannya serempak.
“seperti biasa tugas ditulis ya tugasnya kenapa kita harus menyayangi hewan” dikte pak Ahmad dikumpulkan besok saat masuk lagi enak loh cuma satu pertanyaan, terima kasih”
- ***
“ckkiit” Hafidz mengerem sepedanya ketika sampai di rumahnya, setelah memarkir sepeda ia langsung mencari orang tuanya, ia pun bertemu ayahnya di ruang tamu.
“ayah besok liburan kita ke kebun binatang saja yah soalnya aku juga dapat tugas dari pak Ahmad tugasnya kenapa kita harus menyayangi binatang, di sana bisa belajar sekalian bermain” usul Hafidz yang menatap ayahnya degan penuh permohonan.
“bagus, boleh kok besok kita ke kebun binatang yang baru buka itu ya, oiya kamu belum pernah ke kebun binatang ya hahaha” ayahnya setuju dengannya
Hafidz mengangguk-angguk dan menunjukkan kegembiraannya dan sebuah senyum pun terbit di wajahnya yang lucu. Ia pun segera masuk ke kamarnya dan mempersiapkan segalanya yang dibutuhkan setelah itu ia merapikan tempat tidurnya dengan rapi lalu setelah berdoa ia tidur agar besok bisa lebih segar.
***
Hari telah berganti, malam yang gelap kini telah digantikamn siang yang sangat terang. Usai membeli tiket masuk kebun binatang, ayah dan Hafidz segera masuk ke sana.” Subhanallah, ada banyak binatang yang sangat keren,” gumam Hafidz . ia berlari bolak balik mencari keterangan hewan, ayahnya hanya tersenyum melihat tingkah Hafidz. Ya maklum ini pertama kalinya Hafidz ke kebun binatang.
Subhanallah, ada Harimau besar. Ini harimau Sumatera, ia sudah hampir punah, kasihan saudaranya pun Harimau Jawa sudah punah gumam Hafidz ia membaca keterangan itu. Ia segera berlari ke hadapan ayahnya.
Ayah, kenapa sih banyak hewan yang hampir punah, padahal unik dan bagus bagus? Kasihan” Tanya Hafidz.
“Mmm… kita tanya petugas itu saja yuk, mungkin ia lebih tahu daripada ayah” jawab ayah sambil menunjuk petugas yang memakai baju berwarna hijau.
“Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pak mohon ijin bertanya, kenapa banyak hewan yang hampir punah di Indonesia?” tanya ayah.
“Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya Apri, saya petugas yang mengecek binatang-binatang di Zoo ini. Ayuk kita duduk di seberang sana agar lebih nyaman menjelaskannya” jawab petugas sambil menunjuk kursi yang teduh di atapi oleh daun pohon beringin yang lebat.
Terima kasih pak, jawab ayah dan anak itu serempak. Setelah saling berkenalan, petugas itu memulai penjelasannya.
“Ada banyak faktor yang menyebabkan kepunahan suatu hewan diantaranya memang yang berasal dari alam dan ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Hewan yang punah tidak semuanya hewan langka dan unik karena hanya hal itu yang dicari manusia. Selain hal itu ada karena hewan tersebut tidak bisa mempertahankan keturunannya atau mandul”.
“Manusia banyak mencari hewan hewan tersebut untuk diambil bagian bagiannya yang sangat berharga. Contohnya badak bercula satu yang diambil culanya yang sangat mahal harganya. Untuk menangani hal itu, pemerintah menetapkan hewan hewan tersebut sebagai hewan yang dilindungi dan memiliki status CRITICALLY ENDANGERED atau kritis, selain itu masyrakat juga harus sadar diri dan meyanyangi binatang”.
“Terima kasih pak atas penjelasannya” jawab ayah sambil mengundurkan diri lalu di jawab petugas itu dengan senyuman.
“Alhamdulillah, aku sudah tahu sekarang jawaban kenapa kita harus menyayangi hewan”. Hafidz bergembira karena bisa menyelesaikan tugasnya.
***
Hafidz berjalan yakin ke kelasnya yang terlihat seperti didekat batas horizon langit biru yang digelantungi matahari dan bulan yang semakin lama semakin terang.
“sepi sekali rasanya, mungkin karena sehabis liburan belum terbiasa” gumamnya
Tiba-tiba
“aaa…kucing hush hush pergi ayo pergi sana” seekor kucing mengagetinya, sepertinya kucing itu lapar.
“yaudah nih ada ikan buat kamu tapi pergi aku sayang hewan tapi tetap saja alergi” Hafidz memberinya sebagian lauk ikan di bekalnya.
Kucing itu akhirnya pergi meninggalkan Hafidz yang kini sendirian lagi, ia melanjutkan perjalanan ke kelasnya, sesampainya di kelas ia melongo hanya kekosongan yang ada ternyata dugaannya benar.
Setelah menata tas dan mejanya ia duduk sambil membaca catatannya kembali, beberapa detik berlalu akhirnya Hafidz mendengar suara temannya ia segera bersiap di depan pintu.
“baaa…” Hafidz ingin mengageti temannya namun ternyata dugaannya jauh meleset.
“ada apa, aku nggak kaget” teman hafidz berkata dengan polosnya .
“enggak, tugas kamu sudah selesai”
“hah tugas apa?”
“tugas dari pak Ahmad itu lho tentang kenapa kita harus menyayangi hewan’
“ooh ternyata itu aku sudah dong”seloroh teman hafidz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H