Mohon tunggu...
Fiqih Akhdiyatu Salam
Fiqih Akhdiyatu Salam Mohon Tunggu... Dosen - Writer

Saya ingin berbagi seputar ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan minat membaca dan literasi untuk generasi bangsa Indonesia. Penulis mendapatkan ilmu melalui berbagai sumber seperti buku, Jurnal, dan opini pribadi, namun penulis akan mempersingkat dan rangkum apa yang penulis dapati, agar pembaca pemula terbiasa akan membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kesalahan Orangtua Terhadap Anak Tanpa Disadari

21 Januari 2025   05:50 Diperbarui: 21 Januari 2025   05:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi anak dimarahi, sumber google 

9. Orang tua yang suka menghibur. Ketika anak menangis atau ketika anak sedang bermasalah, kita sebagai orangtua selalu melakukan langkah instan dengan tujuan segera menolong mereka. Langkah ini tidaklah tepat, karena anak akan menjadi dewasa yang manja. Ia akan menganggap orangtua adalah segala penyelesaian masalahnya. Tentu anak akan tumbuh seperti anak yang bukan seusianya.(Belum dewasa secara mental saat diusia dewasa), maka berikanlah kesempatan mereka dalam menyelesaikan permasalahannya.


10. Orangtua yang suka mengkritik. Kamu bagaimana si begitu saja salah, begitu aja tidak bisa, pokoknya anak selalu salah Dimata orangtuanya ketika mendapatkan perintah atau melakukan sesuatu. Bahkan, Ketika anak menunjukkan prestasi kecilpun, orangtua seringkali tidak puas karena menganggap prestasi itu sangat mudah dan tidak sesuai ekspektasi orangtua itu sendiri. Maka dampak yang terjadi anak akan tumbuh yang kurang percaya diri dalam hal apapun.

11. Orangtua yang suka Menyindir. Niatnya baik tapi komunikasinya salah, contoh, tumben anak mamah cuci piring, tumben rajin. Pujian ini mungkin tanpa kita sadari membuatnya patah semangat apa yang ia lakukan. Perbaiki pujian kita sebagai orangtua agar terkesan tepat bagi anak-anak mereka.

12. Orangtua yang suka menganalisa. Niatnya ingin menyelesaikan masalah anak, tapi anak merasa orangtua selalu benar, otoriter, tanpa mendengarkan kebutuhannya. Permasalah Ini seringkali terjadi ketika anak usia remaja, orangtua seakan-akan lebih tau apa yang anak rasakan dalam menjalani keinginan atau cita-citanya.

Apa akibatnya kalau kita pakai cara ini terus menerus? Tanpa kita sadari, kita sudah menjadi orangtua durhaka kepada anak sejak ia bayi hingga dewasa. Pantaskah kita mengatakan kepadanya, surga dibawah telapak kaki ibu? Sedangkan kita sendiri belum pantas menjadi role model yang baik bagi mereka.

Cara mengatasinya.
1. Tinggalkan gaya lama,
2. Berubah, dan
3. Belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun