Seorang aktivis pendidikan melirik kelompok tersebut. Kini akrab dipanggil Bang Taufik oleh anak-anak di kelompok itu. Bang Taufik mengambil alih pengajaran dari Pak Lubis. Hingga suatu ketika ia menetapkan generasi awal Kelompok Belajar Rano Jokowi.
“Adik-adik, kalian adalah generasi awal kelompok ini. Abang berharap satu orang dari kalian dapat mengajak mengajak satu orang . Abang namakan generasi awal ini dengan LASKAR JOKOWI yang berisikan anak-anak jalanan yang ingin belajar,” kata Bang Taufik pada anak-anak itu.
Dari dua belas anak itu, hanya Rano yang bersekolah. Oleh karena itu Bang Taufik segera memfasilitasi agar kelompok belajar itu menjadi Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) sehingga anak-anak yang belajar di dalamnya dapat menerima bantuan pemerintah.
“Kapan anak-anak lain bisa dapat Kartu Sakti bang?” tanya Rano pada Bang Taufik.
“Secepatnya kita usahakan No, insya Allah tak lama kelompok kita ini menjadi PKBM,” jelas bang Taufik.
“Wah mudah-mudahan kita sukses ya bang.”
“Mudah-mudahan No, kalian 12 orang anak harus bisa memiliki masa depan yang lebih cerah dan meneruskan PKBM ini nantinya,” harap Bang Taufik.
Pada akhirnya PKBM tersebut diresmikan dengan nama Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Rano Jokowi. Tempatnya masih berada di rumah Pak Lubis. Enam bulan berlalu, kini sudah ada 27 anak jalanan ikut belajar disana.
Mereka semua direkrut oleh Laskar Jokowi. Rano merasa bangga atas capaian yang diawalinya dengan Pak Lubis. Rano menyimpan kartu saktinya. Dia meyakini kartu saktiitu yang akan banyak mengubah masa depan anak-anak jalanan kelak.
Bersambung.
Sei Rampah 1/10/2016