Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senar Kesetiaan

29 September 2016   23:22 Diperbarui: 29 September 2016   23:46 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (www.indonesiakaya.com)

“Ketika nanti ayah mendapatkan wanita lain, Nova yakin ayah akan sedikit melupakan ibu. Ayolah yah. Kasihan ayah,” jelas Nova.

“Apakah kau takut,  jika harus mengurus ayah di hari tua?” tanya ayahnya.

“Oh tidak sama sekali yah. Ayah adalah sosok utama dalam hidup Nova. Yakinlah ayah tak mungkin Nova tinggalkan,” jawabnya.

“Lantas apa yang membuat ayah begitu setia pada ibu?”

“Mari kita ke rumah,” ajak ayahnya.

Kemudian di dalam  rumah kayu mereka berdua. Sang ayah mengambil sebuah kota di dalam laci. Lalu di bawanya lagi keluar dan kini mereka ke tepian danau yang hari itu sunyi,  tampak jelas bebukitan di seberang danau.

Kemudian si ayah mengeluarkan sebuah senar pancing yang kusut berantakan.

“Apa itu yah?” tanya Nova penasaran.

“Inilah senar yang paling berharga di muka bumi.”

“Senar jelek itu?” tanya Nova  lagi.

“.....ehmmm jangan sembarangan kau Nak. Jika taka ada senar ini, maka tak adalah dirimu.” Nova melihat gumpalan senar pancing kusut yang begitu tebal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun