“Ketika nanti ayah mendapatkan wanita lain, Nova yakin ayah akan sedikit melupakan ibu. Ayolah yah. Kasihan ayah,” jelas Nova.
“Apakah kau takut, jika harus mengurus ayah di hari tua?” tanya ayahnya.
“Oh tidak sama sekali yah. Ayah adalah sosok utama dalam hidup Nova. Yakinlah ayah tak mungkin Nova tinggalkan,” jawabnya.
“Lantas apa yang membuat ayah begitu setia pada ibu?”
“Mari kita ke rumah,” ajak ayahnya.
Kemudian di dalam rumah kayu mereka berdua. Sang ayah mengambil sebuah kota di dalam laci. Lalu di bawanya lagi keluar dan kini mereka ke tepian danau yang hari itu sunyi, tampak jelas bebukitan di seberang danau.
Kemudian si ayah mengeluarkan sebuah senar pancing yang kusut berantakan.
“Apa itu yah?” tanya Nova penasaran.
“Inilah senar yang paling berharga di muka bumi.”
“Senar jelek itu?” tanya Nova lagi.
“.....ehmmm jangan sembarangan kau Nak. Jika taka ada senar ini, maka tak adalah dirimu.” Nova melihat gumpalan senar pancing kusut yang begitu tebal.