Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebungkus Lupis untuk Robi

13 Agustus 2016   13:45 Diperbarui: 13 Agustus 2016   14:29 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Pegang aja ya nak, besok belikkan Robi apa yang disukanya,” seru Kak Nur.

Matahari telah tergelincir, di rumah Mira tampak sudah ramai para lelaki paruh bayah, seperti ingin melepas kepergian Warno. Karena selama ini Warno cukup aktif dalam tiap pengajian-pengajian di kampung itu, sehingga banyak yang akrab dengannya. Mira dan Robi duduk di beca.

“Obi mau apa. Kakak ada duit ni,” tanya Mira pada Robi.

“hah?” Robi menanya kembali. “Robi sukaknya makanan apa?” tanya Mira perlahan.

“Upis,” kata Robi ke Mira.

Mira pun mengerti, tentang Lupis yang merupakan makanan kesukaan Robi. Warung Lontong Desi menjadi tujuan Mira untuk beli lupis yang ada di depan gang. Seperti biasa, warung lontong Desi ramai pembeli. Apalagi hanya anak kecil seperti Mira. Pesanan lupisnya pasti lama. “Beli apa Mira,” kata Desi. “Lupis buk,” kata Mira langsung juga memberi uang pada Desi.

“Mana ibu?” tanya Desi. “Di rumah buk,” kata Mira.

“Ayah sama Robi jadi berangkat?” tanya Desi. Pertanyaan Desi yang terakhir membuat Mira bingung dan hanya menjawab “gak tahu,”.

Mira kembali ke rumah dan menenteng sebungkus lupis untuk Robi. “Obi ini lupisnya, yok makan,” teriak Mira. Hanya didapatinya ibunya yang sedang menangis di kasur. “Ibu napa?” tanya Mira. Kak Nur pun langsung memeluk Mira. “Obi mana bu?” tanya Mira penasaran membuat Kak Nur semakin merintih. “Ayah mana bu?” tanya Mira lagi.

“Kita dah pisah sama ayah sama Obi nak, kita gak tinggal sama lagi. Mira sama ibu, Robi sama ayah. Mira yang sabar ya nak,” ungkap Kak Nur. “Jadi gak bisa jumpa lagi bu,”.

“Jauh, kita sulit jumpa Robi lagi,” kata Kak Nur yang membuat Mira menangis dan mengempaskan lupis yang semula untuk Robi.  Kini lupis untuk Robi berserakkan dilantai disertai tangisan ibu dan anak.

 

Cerita Fiktif

 

Penulis. PNS Kejaksaan RI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun