PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat diwujudkan cita-cita suatu bangsa kepada para generasi muda, khususnya bagi mereka yang masih mengenyam pendidikan formal di sekolah-sekolah. Sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan formal di sekolah, maka dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari adanya seseorang yang mendidik yaitu guru dan orang yang dididik yaitu siswa.
Hubungan antara keduanya tercipta dalam beberapa hal, baik itu dalam hubungan di dalam kelas maupun hubungan di luar kelas. Hubungan di dalam kelas antara guru dan siswa salah satunya terlihat dalam proses pembelajaran di kelas. Terkait dengan hubungan antara guru dan siswa di dalam kelas, ada beberapa permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu belum maksimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Demikian juga pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Materi IPS yang diajarkan dirancang secara terpadu yang merupakan satu kesatuan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Pembelajaran IPS yang diterapkan secara terpadu membutuhkan keterampilan seorang guru IPS dalam memilih metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini bertujuan supaya semua materi yang diajarkan dapat tercakup dan dimengerti oleh siswa secara keseluruhan.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi suasana belajar yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreatifitas. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah (2006,) bahwa penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik, pada suatu kondisi tertentu seorang anak akan merasa bosan dengan metode ceramah maka guru perlu mengalihkan suasana dengan menggunakan metode lain seperti metode tanya jawab, diskusi atau metode penugasan sehingga kebosanan dapat terobati dan suasana kegiatan pengajaran jauh dari kelesuan. Sama halnya dengan pembelajaran IPS, mengingat cakupan materi IPS yang cukup luas seorang guru IPS harus mampu menentukan metode yang tepat dan bervariasi supaya tujuan pembelajaran dapat terpenuhi serta pembelajaran tidak terkesan membosankan.
Hasil observasi penulis yang praktik melaksanakan pembelajaran IPS di SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, siswa sulit mengerjakan soal-soal yang diberikan, sikap siswa kurang bergairah menerima pelajaran, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, kurangnya komunikasi siswa dengan guru, serta kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Akibatnya siswa tidak mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, penguasaan konsep dan hasil belajar IPS siswa rendah, dan pembelajaran IPS jadi membosankan.
Dengan melihat hasil belajar IPS siswa, seharusnya seorang guru menggunakan suatu metode dalam mengajar yang bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang cocok diterapkan adalah metode pemberian kuis interaktif. Agar pemberian kuis tersebut mampu menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan secara optimal, maka akan lebih baik lagi jika dibarengi dengan umpan balik (feed back). Umpan balik tersebut akan memberikan gambaran kepada guru tentang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan memberikan kuis interaktif dalam kegiatan pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati melalui metode pemberian kuis interaktif.
Â
Belajar dan Pembelajaran
Belajar menurut Fudyartanto (dalam Baharuddin dan Esa, 2008) adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipenuhi sebelumnya, dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Belajar adalah kegiatan full contact, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis dan budi pekerti dan sikap (Hamalik, 2004).
Pembelajaran menurut Anitah (2009) merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atas kompetensi yang harus dikuasai siswa. Menurut Trianto (2009) pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku melalui interaksi dengan lingkungan dan bersifat permanen. Sedangkan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar untuk memperoleh perubahan perilaku.
Â
Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Suprijono (2009) merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari segi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal atau puncak proses pembelajaran.
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa fektor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor diri dalam siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksan pembelajaran, dan teman sekolah (Anitah, 2009).
Dalam pelaksanaanya hasil belajar perlu diadakan evaluasi agar hasil belajar tersebut dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Dalam hal ini sasaran dari evaluasi hasil belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Tujuan pembelajaran tersebut yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Sugandi, 2007).
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku melalui proses belajar. Hasil belajar digunakan untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah evaluasi pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Benning (dalam Arini dkk, 2009) adalah suatu pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat, serta hubungan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial. Menurut Samlawi dan Maftuh (2001) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.
Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari permasalahan yang ada di masyarakat baik permasalahan sebelumnya, sekarang dan ke depan.
Kuis Interaktif
Kuis berasal dari kata quiz berarti ulangan dan interaktif berkaitan adanya interaksi dua arah. Oleh karena itu, kuis interaktif dapat diartikan sebagai sebuah media pembelajaran yang terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dilengkapi dengan pilihan jawaban dimana pengguna dapat memilih jawaban tersebut dan dapat mengetahui hasilnya secara langsung jawaban yang dipilih benar atau salah.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan alur kerja refleksi diri berulang yaitu perencanaan, tindakan, refleksi, perencanaan berulang dan seterusnya. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati Tahun Ajaran 2022/2023. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 27 orang.
Faktor yang akan diselidiki adalah faktor siswa. Yaitu bagaimana pemberian kuis bagi siswa dalam belajar IPS selama pelaksanaan kegiatan tindakan kelas, serta faktor metode dan media pembelajaran yaitu dengan memperhatikan cara penyampaian, serta alat atau bahan pembelajaran yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru. Jenis data berupa kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari hasil observasi, catatan harian guru /jurnal dan tes hasil belajar. Data tentang keadaan selama kegiatan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi, data tentang refleksi diri dari dan perubahan yang terjadi di kelas diambil dari catatan guru/ jurnal kelas, data tentang hasil belajar dengan memberikan tes kepada siswa. Data hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data mengenai hasil tes IPS siswa dianalisis secara kuantitatif.
Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kemampuan Awal SiswaÂ
Hasil observasi awal dari pelaksanaan penelitian tindakan ini diperoleh kemampuan awal mata pelajaran IPS siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati, berupa hasil tes awal pokok bahasan Interaksi Antarruang negara-negara ASEAN yang disajikan pada tabel 1 berikut ini: Â Â Â
Tabel 1. Statistik Skor Kemampuan Awal
Siswa Kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati
Statistik
Nilai Statistik
Subyek
27
Skor Ideal
100
Skor Tertinggi
95
Skor Terendah
15
Rentang Skor
80
Skor Rata-rata
48,61
Median
50
Standar Deviasi
17,73
Tabel 1 diatas, menujukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPS siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 48,61 dari skor ideal 100,0. Skor tertinggi 95,0 dan skor terendah adalah 15,0 dengan standar deviasi 17,73 dan dengan rentang skor 80 yang berarti hasil belajar IPS yang dicapai siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati tersebar dari skor terendah 15,0 sampai 95,0 atau berkisar antara 15% sampai dengan 95%.
Apabila skor kemampuan awal siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori, diperoleh distribusi frekuensi skor pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Distibusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal
Siswa Kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati
No
Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 -- 34
Sangat rendah
6
22,22
2.
35 -- 54
Rendah
11
40,75
3.
55 -- 64
Sedang
6
22,22
4.
65 - 84
Tinggi
4
14,81
5.
85 -- 100
Sangat Tinggi
Jumlah
27
100
Â
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 27 siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati terdapat 8 siswa atau sekitar 22,22% siswa yang tingkat hasil belajar IPS pada kategori sangat rendah, pada kategori rendah ada 11 siswa atau sekitar 40,74%, kemudian pada kategori sedang terdapat 6 siswa atau sekitar 22,22%, pada kategori tinggi terdapat 4 siswa atau sekitar 14,82%, dan tidak ada siswa pada kategori sangat tinggi.
Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I
Adapun analisis skor perolehan siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pemberian kuis interaktif dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus I
Statistik
Nilai Statistik
Subyek
27
Skor Ideal
100
Skor Tertinggi
90
Skor Terendah
40
Rentang Skor
50
Skor Rata-rata
70,61
Median
70
Standar Deviasi
11,17
Tabel 3 diatas, menujukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPS siswa setelah diberikan tindakan adalah 70,61 dari skor ideal 100. Skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah adalah 40 dengan standar deviasi 11,17 dan dengan rentang skor 50, yang berarti hasil belajar IPS yang dicapai siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati tersebar dari skor terendah 40,0 sampai 90,0 atau berkisar antara 40% sampai dengan 90%.
Apabila skor hasil belajar siswa pada siklus I dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Distibusi Frekuensi dan Persentase Skor Siklus I
Siswa Kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati
No
Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 -- 34
Sangat rendah
2.
35 -- 54
Rendah
4
14,81
3.
55 -- 64
Sedang
4
14,81
4.
65 -- 84
Tinggi
17
62,97
5.
85 -- 100
Sangat Tinggi
2
7,41
Jumlah
27
100
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 27 siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati terdapat 4 siswa atau sekitar 14,81% siswa yang tingkat hasil belajar IPSnya pada kategori rendah, pada kategori sedang ada 4 siswa atau sekitar 14,81%, serta pada kategori tinggi terdapat 17 siswa atau sekitar 62,97%, dan pada kategori sangat tinggi terdapat 2 siswa atau sekitar 7,41%.
Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pemberian kuis interaktif pada siklus I berada dalam kategori tinggi.
Â
Refleksi Siklus I. Pada pertemuan-pertemuan awal pelaksanaan siklus I, semangat dan keaktifan siswa menyelesaikan tugas atau kuis yang diberikan hampir tidak mengalami perubahan yang berarti dibanding dengan sebelum pelaksanaan tindakan. Pada umumnya siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru tanpa ada pemahaman.
Menjelang pertemuan akhir pelaksanaan siklus I sudah nampak sedikit kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa orang yang berani mengajukan pertanyaan atau tanggapan pada saat proses belajar mengajar atau proses pembahasan kuis. Namun pada umumnya siswa-siswa yang aktif tersebut hanya siswa yang memperoleh nilai yang baik pada tugas atau kuis-kuis sebelumnya, sedangkan siswa yang lain hanya diam dan mencatat setiap materi yang diberikan.
Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II
Hasil analisis terhadap skor hasil belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian kuis interatif selama berlangsungnya siklus II terdapat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Pada Tes Akhir Siklus II
Statistik
Nilai Statistik
Subyek
27
Skor Ideal
100
Skor Tertinggi
95
Skor Terendah
55
Rentang Skor
40
Skor Rata-rata
79,55
Median
80
Standar Deviasi
10,49
Tabel 5 di atas, menujukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPS siswa setelah diberikan tindakan adalah 79,55 dari skor ideal 100. Skor tetinggi adalah 95 dan skor terendah adalah 55 dengan standar deviasi 10,49 dan dengan rentang skor 40, yang berarti hasil belajar IPS yang dicapai siswa kelas kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati tersebar dari skor terendah 55,0 sampai 95,0 atau berkisar antara 55% sampai dengan 95%.
Apabila skor hasil belajar siswa pada siklus II ini dikelompokkan ke dalam lima kategori, diperoleh distribusi frekuensi skor pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Distibusi Frekuensi dan Persentase Skor Siklus II
Siswa Kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati
No
Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 -- 34
Sangat rendah
2.
35 -- 54
Rendah
3.
55 -- 64
Sedang
4
14,81
4.
65 - 84
Tinggi
20
74,08
5.
85 -- 100
Sangat Tinggi
3
11,11
Jumlah
27
100
Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa setelah digunakan metode pemberian kuis interaktif pada siklus II mengalami peningkatan siswa dalam kategori tinggi dan sangat tinggi dari siklus sebelumnya.
Refleksi Siklus II. Pada siklus II dilaksanakan tindakan-tindakan perbaikan yang direncanakan setelah refleksi siklus I. Pada siklus II ini guru memotivasi siswa untuk lebih aktif secara keseluruhan, serta memberi satu pertanyaan dengan metode kuis interaktif untuk masing-masing siswa secara acak. Setelah itu, siswa ditunjuk untuk mengerjakannya/menjawab secara bergiliran. Kemudian jawaban siswa yang salah bisa ditanggapi oleh temannya yang lain.
Pada siklus kedua ini, motivasi siswa mulai nampak. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang berani mengajukan pertanyaan atau tanggapan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan pada saat pembahasan soal-soal kuis.
Peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilaksanakan metode pembelajaran pemberian kuis interaktif dalam proses belajar mengajar IPS pada siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati pada Tes Awal dan Setelah Proses Pembelajaran Pada Siklus I dan Siklus II
FREKUENSI
PERSENTASE (%)
No
Interval Skor
Kategori
Kemampuan awal
Siklus I
Siklus II
Kemampuan awal
Siklus I
Siklus II
1.
0 -- 34
Sangat rendah
6
22,22
2.
35 -- 54
Rendah
11
4
40,75
14,81
3.
55 -- 64
Sedang
6
4
4
22,22
14,81
14,81
4.
65 -- 84
Tinggi
4
17
20
14,81
62,97
74,08
5.
85 -- 100
Sangat Tinggi
2
3
7,41
11,11
Jumlah
27
27
27
100
100
100
Dari hasi di atas skor rata-rata hasil belajar siswa pada tes awal sekitar 48,61. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pemberian kuis dengan umpan balik, pada siklus I skor rata-rata siswa meningkat menjadi 70,61 berada dalam kategori tinggi, dan pada siklus II dengan skor rata-rata hasil belajar siswa yaitu 79,55 dan berada dalam kategori tinggi. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode pemberian kuis interatif pada siklus I dan II yang berada pada kategori tinggi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mulai dari siklus I sampai siklus II, dapat disimpulkan bahwa hasil dan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII-A SMP Al-Quran Terpadu Yanbu'ul Qur'an 1 Pati Tahun Ajaran 2022/2023 mengalami peningkatan melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian kuis interaktif. Hal ini dapat dilihat dari kesadaran dan perhatian siswa semakin memperlihatkan kemajuan. Selain itu, dapat juga dilihat dari keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas ataupun kuis yang diberikan. Dengan memberikan catatan, komentar atau saran, pada lembar pekerjaan siswa, akan mendorong dan memotivasi siswa dalam belajar. Semangat dan minat belajar siswa mengikuti kegiatan proses belajar mengajar pada siklus kedua juga sudah mulai menampakkan suatu kemajuan dibanding pada saat pelaksanaan siklus pertama. Ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atas materi yang belum jelas bagi mereka serta memberikan tanggapan dan komentar saat mereka membahas soal secara bersama-sama. Secara umum hasil yang dicapai setelah tindakan pemberian kuis interaktif ini mengalami peningkatan.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Â
Arini, Munisah, Soewarsono, dan Susilo. (2009). Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press.
Baharuddin dan Esa W. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dimyati dan Mujiyono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zein, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Samlawi, F.dan Maftuh, B. (2001). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Maulana.
Sugandi, A. (2007). Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H