Mohon tunggu...
Humaniora

PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

24 Maret 2019   16:59 Diperbarui: 4 Juli 2021   04:43 6685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti merupakan bukti tertulis yang ditinggalkan oleh kerajaan (unsplash/hans-reniers)

N. W. Hoepermans pertama kali menemukannya pada tahun 1864 di Bukit Pasir Awi, Sukamakmur, Bogor. Prasasti Pasir Awi hanya berisikan gambar bagian umum badan tumbuhan (ranting, daun, dahan, dan buah) juga sepasang cap telapak kaki sang raja.

4. Prasasti Jambu

Prasasti Pasir Awi pertama kali ditemukan pada tahun 1854 oleh Jonathan Riff di perkebunan jambu bukit Koleangkak, Desa Parakamuncang, Kecamatan Nanggung, Bogor. Prasasti ini berisi pujian untuk masa pemerintahan Raja Purnawarman serta gambar cap telapak kaki.

Baca juga : Raja Tarusbawa di Kerajaan Tarumanegara

5. Prasasti Cidanghiyang

Toebagus Roesjan menemukannya pertama kali di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Pandeglang pada tahun 1947. Prasasti Cidanghiyang ditulis dalam bahasa Sanskerta dan menggunakan bahasa Pallawa sebanyak 2 baris kalimat puisi tentang keberanian Raja Purnawarman.

6. Prasasti Kebon Kopi

Saat akan melakukan pembukaan lahan untuk pelestarian tumbuhan kopi di Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor pada abad ke-19, para penebang hutan menemukan sebuah prasasti berisi gambar sepasang telapak kaki gajah yang diserupakan dengan telapak kaki milik gajah dewa Indra, dan prasasti tersebut dinamakan Prasasti Kebon Kopi.

7. Prasasti Muara Cianten

Pada tahun 1864, N. W. Hoepermans kembali menemukan sebuah prasasti yang berada di tepi Sungai Cisadane, Bogor. Isi prasasti tersebut masih belum bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia karena tulisannya menggunakan huruf ikal. 

Inilah 7 prasasti yang berasal dari kerajaan Tarumanegara, mohon maaf atas kekurangannya, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun