Selanjutnya untuk menjaga hati kita dengan tazkiyatun nafs, kita perlu membiasakan muhasabah, mengevaluasi diri kita. Sehingga secara rutin kita bisa mengambil momen tertentu sehingga bisa melakukan muhasabah secara priodik. Ada sahabat yang membiasakan diri sebelum tidur melakuka muhasabah, dan subhanallah, ia menjadi ahli syurga karenanya.
Hal seperti itu bisa kita contoh, dalam waktu khusus yang telah kita sediakan secara rutin kita mengevaluasi hati kita sendiri. Apakah masih ada takabbur dalam rentang waktu itu, apakah masih ada ujub dalam rentang waktu itu, apakah masih ada hasud terhadap sesama, pakah masih ada ghill terhadap saudara, dan sebagainya. Jika kita mendapati penyakit-penyakit hati tersebut, kita segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah, seraya berkomitmen untuk memperbaiki diri.
Allah SWT berfirman:
يا أيها الذين امنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون
“Hai orang-orang yang eriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok. Bertaqwalah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hasyr: 18)
Keempat, Berdoa
Hal ini yang tidak boleh kita lupakan, berdoalah. Sebab Allah-lah Dzat yang membolak-balikkan hati. Maka memohonlah kepada-Nya agar hati ditetapkan dalam keimanan, agar hati senantiasa dijaga sehingga menjadi bersih dan bening dengan penjagaan-Nya.
ولو لا فضل الله عليكم ورحمته مازكا منكم من احد ابدا ولكن الله يزكي من يشاء والله سميع عليم.
“Sekiranya tidaklah karena Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. an-Nuur: 21)
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam rangka tazkiyatun nafs:
اللهم ات نفسى تقواها وزكها أنت خير من زكاها