Mohon tunggu...
Fina Amelia
Fina Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penggunaan Media Sebagai Sarana Komunikasi Politik Pasangan Tri Adhianto dan Harris Bobihoe dalam Kampanye Pilkada Kota Bekasi Tahun 2024

14 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 14 Januari 2025   20:29 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasangan calon nomor urut tiga ini menggunakan berbagai macam media. Penggunaan alat media cetak ang digunakan adalah seperti baliho, poster, dan spanduk yang tersebar di tempat-tempat umum yang ada di wilayah kota Bekasi. Media cetak dapat juga menjadi alat visual yang baik karena secara fisik atau tampilan dapat dilihat langsung oleh warga kota Bekasi yang berada di berbagai macam tempat. Walaupu begitu, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata media cetak belum bisa memberikan dampak atau timbal balik yang cukup signifikan bagi para paslon wali kota Bekasi. Kurangnya akan daya tarik atau minat dari media cetak mungkin dapat dikarenakan informasi yang disampaikan dan didapatkan masih bersifat hanya satu arah dan juga terbatas pada bagaimana elemen visual. Maka dengan demikian, media cetak hanya dapat berhasil untuk menarik atensi masyarakat sebanyak sekitar kurang lebih 20% dari para pemilih atau masyarakat.

Memahami bahwa adanya keterbatasan peluang dari media cetak, maka Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe beserta timnya untuk memanfaatkan media baru atau new media sebagai bagian penting dari strategi kampanye mereka, karena mereka menyadari keterbatasan dari media cetak. Mereka menyebarkan informasi tentang visi, misi, dan program kerja mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Bekasi, terutama generasi muda, dengan menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Twitter (X), TikTok, YouTube, dan Facebook. Selain mencapai pemilih dengan generasi muda yang lebih sadar teknologi, strategi ini memungkinkan kandidat untuk menyampaikan pesan mereka dalam berbagai format yang menarik, seperti wawancara interaktif, video, dan infografis. Mereka dapat berinteraksi dengan audiens melalui cara yang lebih dinamis dan individual melalui kehadiran mereka di platform-platform tersebut.

Ancaman atau tantangan yang ditemui oleh Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe sebagai pasangan calon Wali Kota Bekasi adalah adanya black campaign atau serangan berupa tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada paslon ini. Hal tersebut dapat terjadi karena pada periode sebelumnya Tri Adhianto sudah pernah menjadi Wakil Wali Kota Bekasi dan juga menjadi Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi, sehingga kesalahan pada periode sebelumnya dapat menjadi boomerang untuknya yang dapat dimanfaatkan sebagai black campaign. 

Pada pemilihan kepala daerah wali kota di kota Bekasi memiliki kebiasaan buruk yaitu selalu hadirnya black campaign yang disebar luaskan melalui media baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sehingga pemilih atau Masyarakat secara tidak langsung dapat terdoktrin atau persepsinya menjadi buruk mengenai para calon kandidat pasangan yang akan memimpin warga di wilayah kota Bekasi nantinya.

Cara yang dapat dilakukan secara menarik untuk merebut atensi atau perhatian dari masyarakat terlebih lagi untuk kalangan pemuda, Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe memanfaatkan new media dengan menggunakan berbagai platform yang dapat diakses secara digital. Platform media yang dipilih paslon ini adalah seperti Instagram, yang digunakan untuk membagikan momentum selama berlangsungnya kampanye atau konten visual yang bersifat interaktif.

Kemudian TikTok juga dipilih untuk menarik atensi pemilih khususnya generasi z dengan mengunggah konten video berdurasi pendek yang menampilkan aktivitas dalam kegiatan berkampanye atau penjelasan mengenai program unggulan yang nantinya akan direalisasikan ketika berhasil terpilih menjadi wali kota Bekasi. Sebaliknya, Facebook dapat digunakan untuk menjangkau audiens yang berusia lebih tua dengan memanfaatkan diskusi komunitas.

Walaupun saat ini masyarakat lebih tertarik untuk menonton video dengan durasi pendek, YouTube tetap dapat menjadi opsi lain ketika akan mengunggah video berdurasi panjang, konten yang disajikan dapat berupa wawancara yang lebih detail atau juga diskusi mengenai program kerja, agar masyarakat dapat menonton dan mengetahui lebih lengkap mengenai informasi tersebut.

Twitter atau X saat ini menjadi salah satu platform pilihan terbanyak generasi z dalam mendapatkan atau bertukar informasi secara daring. Paslon Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe memanfaatkan hal tersebut untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih ataupun menanggapi isu-isu terkini. Platform ini juga dapat digunakan untuk berdiskusi atau memberikan informasi seputar kampanye.

Website resi atau Blog resmi dapat menjadi platform untuk menyediakan informasi yang lebih terperinci seperti tentang visi dan misi ataupun program kerja. Hal ini dapat memungkinkan audiens agar lebih memahami lebih lanjut tentang program, misi, dan juga tujuan yang ingin dicapai oleh Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe. Paslon ini juga dapat menarik atensi dari beragam kelompok pemilih atau masyarakat berdasarkan media atau pun jenis informasi yang ingin dicari melalui konten yang sesuai dan tepat.

            Tentu saja dengan penggunaan new media Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe dapat memperoleh persepsi positif bagi kalangan pemilih melalui penggunaan media baru sebagai salah satu cara untuk melakukan kampanye. Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe memiliki kesempatan untuk memberi tahu masyarakat tentang prestasi dan pengalaman kerja mereka melalui new media. Hal Ini dapat membantu untuk meningkatkan trust atau rasa kepercayaan masyarakat terhadap paslon ini, mengingat hal tersebut menjadi salah satu kelemahan dari Tri Adhianto dan juga Abdul Harris Bobihoe. Memungkinkan pula bagi masyarakat untuk memiliki penilaian yang lebih jelas dan detail tentang kualitas dan kemampuan mereka sebagai pemimpin yang memiliki potensial. Para paslon tentunya dapat memperkuat citra mereka di mata masyarakat khususnya warga kota Bekasi dengan cara memanfaatkan media sosial untuk membagikan momen-momen penting dari kampanye sebagai bukti, seperti berinteraksi dengan warga atau bertemu dengan tokoh-tokoh penting masyarakat.

Berinteraksi dengan masyarakat secara langsung memang sangatlah efektif untuk menarik atensi masyarakat, namun opsi untuk menggunakan media baru juga dapat membantu paslon ini untuk berkomunikasi secara langsung dengan pemilih melalui platform media sosial tanpa megenal waktu dan tempat. Misalnya, mereka dapat membalas komentar atau menjawab pertanyaan publik secara langsung di media sosial seperti Instagram atau Twitter (X). Hal ini memungkinkan pasangan calon untuk berbicara atau menanggapi secara langsung dengan masyarakat atau pun pemilih tentang apa yang mereka inginkan dan khawatirkan sehingga aspirasi mereka dapat didengar atau ditampung secara langsung. Tri Adhianto dan juga Abdul Harris Bobihoe dapat meningkatkan kepercayaan publik dengan membuat program yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan bantuan interaksi yang di dapatkan dari keuntungan dari penggunaan new media ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun