"Ken selalu bersamaku, dia tidur dan menyentuhku. Kenapa meragukannya? Dia cintaku dan kami berbagi ranjang tiap malam bersama," ucap wanita hamil itu dengan lantang.
Ken ... Pria itu tertunduk dan mengakui kesalahannya. Jelas sudah, hancur semua yang ia impikan. Pernikahan batal,semua persiapan tampak sia-sia. Ken telah mengakuinya dan kini ia menghadapi kesendirian yang menghukum pikirannya.
Terjebak pernikahan yang gagal, senja ini makin membuatnya risau, ia ingin berlari dan mengejar waktu yang tertinggal.
Seorang wanita tua datang padanya, dia adalah ibunya Ken yang merasa sangat bersalah padanya saat tahu pernikahannya yang diambang pintu gagal akibat putranya.
"Isna ... Kita bicara sebentar, ada yang mau ibu katakan padamu,"
Nyonya Fahmi ... Sangat bersahaja dan menyayanginya seperti anak sendiri, datang tidak sendirian, melainkan bersama kakak Ken yang telah dewasaÂ
Ia tersenyum meski pahit tapi mencoba tegar. Nyonya Fahmi mengajak kami ke sebuah tempat. Disana bercerita tentang banyak, hal. Senja ini begitu indah meski kenyataannya hatinya rapuh karena Ken ternyata menitipkan pesan melalui ibunya untuk semua yang sudah dipersiapkan bisa dipakainya untuk menikah dengan orang lain.
"Ken pergi, bersama wanita itu, dan dia memberikan ini untukmu."Â
Ibunya Ken, nyonya Fahmi memberikan sebuah gelang emas bertahtakan berlian.
"Ini untuk Isna, dan satu hal lagi ... Ibu minta kamu menikah dengan Key, dia kakak Ken yang ... "Â
Nyonya Fahmi menyuruh Key datang dan menghampiri mereka. "Kesini, Key ... Katakan dengan jujur pada Isna, katakan semuanya!"