Mohon tunggu...
Filma Dewi Lukito
Filma Dewi Lukito Mohon Tunggu... Lainnya - See The World By Writing

See The World By Writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menulis Digital: Diperlukan?

31 Agustus 2020   02:01 Diperbarui: 31 Agustus 2020   02:36 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image designed by Freepik/www.freepik.com

Menulis masih menjadi tindakan penting sekaligus dijadikan alat untuk pembelajaran dan partisipasi sosial. Argumen ini turut disampaikan oleh National Writing Project (NWP) bersama dengan Dnielle Nicole DeVoss, Elyse Eidman-Aadahl, dan Troy Hicks dalam buku Because Digital Writing Matters. Namun demikian, pengertian "menulis" mengalami pergeseran semenjak perkembangan teknologi mengubah banyak hal secara dramatis sejak tahun 2003.

Saat ini kita berada di era yang semuanya menggunakan komputer dan internet atau biasa disebut era digital. Kegunaannya yang melekat pada kehidupan sehari-hari menjadikan teknologi digital cukup akrab dan vital dalam berbagai aktivitas.

Era digital menghadirkan pernyataan mengenai "revolusi digital". Revolusi tidaklah mengenai suatu alat, melainkan dari bagaimana suatu alat tersebut digunakan. Pun dalam penggunaan teknologi komputer dengan jaringan internet telah mengubah proses menulis.

Banyak di antara kita yang telah menyaksikan ledakan informasi melalui tulisan digital selama beberapa waktu sekarang. Seiring dengan akses internet yang meningkat, ruang dan perangkat yang digunakan untuk membuat, membagi, pun mendistribusikan tulisan menjadi lebih kuat dan dengan mudahnya diakses. Sehingga perihal menulis digital merupakan hal yang penting.

Buku Because Digital Writing Matters menunjukkan adanya akses tidak membawa pada jaminan pembelajaran dan refleksi. Oleh karena itu, menulis memiliki peran dalam membantu pemahaman atas kompleksitas komunikasi di era digital. Sehingga diintegrasikan ke dalam praktik pengajaran dan pembelajaran.

Lalu, apa penulisan digital itu?

Menilik praktik literasi masyarakat, penulisan digital merupakan segala tindakan yang melibatkan proses menulis, menggores, atau menulis skrip menggunakan satu digit. Komputer menjadi salah satu penyandi informasi dan tulisan digital dibuat dengan dan di perangkat yang terhubung internet.

Paparan di atas menunjukkan bahwa cara menulis sudah mengalami transformasi di dalam revolusi digital. Saat ini kita dapat menggunakan variasi sumber daya dan mode, seperti video, gambar, dan suara. Bahkan dengan mudah disebarkan atau dibagikan karena adanya jaringan internet.

Mengapa belajar menulis digital itu penting?

Pada beberapa kasus, menulis digital seringkali tidak dianggap sebagai "menulis" karena teknologi digital telah begitu mengusai kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat saja mendorong kurangnya keaksaraan atau kecerobohan dalam berbahasa. Misalnya dalam hal etika dan plagiarisme.  

Penulisan digital memang menguntungkan. Namun demikian, dapat menimpulkan permasalahan apabila tidak dipelajari dengan baik. Teknologi digital yang juga melibatkan praktik literasi media digital di dalamnya menuntut adanya budaya partisipatif pada masyarakat.

Mempelajari dan memahami "menulis digital"  tidak menempatkan pembelajar hanya disiapkan menjadi penulis dengan keterampilan yang cakap. Lebih dari itu, belajar menulis digital sekaligus menempatkan penulis sebagai pembaca yang handal dan kritis. Artinya, belajar menulis digital adalah belajar membentuk struktur komputasi dan belajar berpikir digital untuk kemandirian intelektual.

Dalam hal ini, pengaruh keterampilan menulis digital mengafirmasikan bahwa penulisan digital merupakan hal penting untuk dipelajari. Selain itu, dengan mempelajari penulisan digital dapat menjadi nilai pengalaman digital yang baik pula.

Apa pengaruh penulisan digital?

Perkembangan "menulis" akibat pengaruh teknologi digital menunjukkan bahwa penulisan secara digital mengalami perubahan kuantitas menjadi lebih tinggi dibutuhkan. Cara penggunaan internet, penulisan di dan dengan web memiliki pengaruh sosial dan budaya yang cukup signifikan sehingga mulai banyak digunakan dan dibuat serta didistribusikan.

Contohnya, manajer kampanye dituntut berpengalaman dalam tugas analisis jejaring sosial dan penulisan blog daripada hanya merancang pidato dan merencanakan rapat umum kampanye. Selain itu, banyak perusahaan saat ini menginginkan lulusan perguruan tinggi yang melek digital untuk dapat mengidentifikasi dan membuat solusi digital, serta dapat efisien dan efektif dalam melakukan perkerjaan.

Kualitas penulisan pada akhirnya menjadi hal yang turut dipertimbangkan dan dalam hal ini cukup dijadikan sebagai penentu kesuksesan.

Teknologi digital memungkinkan masyarakat dapat memecahkan masalah-masalah di berbagai displin ilmu. Yang mana hal tersebut turut mengubah karir dan tiap disiplin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penulisan digital memiliki pengaruh dominan saat ini.

Apa tantangan dalam belajar menulis digital?

Sempat disinggung di paparan sebelumnya, banyak yang tidak menyadari perilaku "menulis" di teknologi digital. Hal itu menandakan bahwa perkembangan teknologi digital turut memunculkan adanya pola atau bentuk konsumsi baru dalam mengonsumsi media. Misalnya, pertimbangan akan waktu menjadikan seseorang memilih informasi yang cepat dibaca padahal belum tentu memiliki kelengkapan verifikasi.

Seseorang dimungkinkan mendapatkan informasi dengan mudah. Namun demikian, kemudahan mobilitas dan akses dapat saja mendorong seseorang untuk terus "menerima" informasi daripada "mencari"nya. Sehingga perlu disadari mulai saat ini bahwa belajar menulis digital menjadi hal yang mendesak untuk dipelajari.

Era digital tak kemudian menjadikan semua hal serba didapatkan oleh seluruh masyarakat. Belajar menulis digital bagi mereka yang berada dalam kesenjangan digital dimungkinkan menjadi hal yang tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, penulisan digital tidak hanya berguna, penting, dan menjadi tantangan bagi masyarakat dengan kemudahan akses. Akan tetapi, juga ditujukan bagi masyarakat yang berada dalam kesenjangan digital mengingat bahwa kesenjangan yang ada dapat menjadi indikator kemajuan suatu negara dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya.

Sumber pustaka:

Andayanj, S. (2020). Pentingnya Menulis Kata Kunci Dengan Benar Pada Mesin Pencarian Untuk Melakukan Pencarian Yang Akurat. IQRA: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi (e-Journal), 14(1), 111-118.

Carolyn, F. (2015). The Digital Writing Process. Retrieved from https://www.edutopia.org/discussion/digital-writing-process on September 10, 2018.

Google Sites. (n .d). What is Digital Writing?. Diakses pada 29 Agustus 2020, dari https://sites.google.com/site/odu307fall2012/

Grabill, J. (2012). Why Digital Writing Matters in Education. Edutopia, George Lucas Educational Foundation, June, 11.

National Writing Project, DeVoss, D. N., Eidman-Aadahl, E, & Hicks, T. (2010). Because digital writing matters: Improving student writing in online and multimedia environments. San Francisco, CA: Jossey-Bass, A Wiley Imprint; diakses dari https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2020/08/because-digital-writing-matters_-improving-student-writing-in-online-and-multimediaenvironments.pdf

Online College. (n. d). Developing Digital Writing Skills. Diakses pada 29 Agustus 2020, dari https://www.onlinecollege.org/developing-digital-writing-skills/

Ventimiglia, P., & Pullman, G. (2016). From written to digital: The new literacy. EDUCAUSE Review. March, 7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun