Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Event Mingguan] Apa yang Ada Dalam Imajinasimu?

20 Februari 2016   16:22 Diperbarui: 20 Februari 2016   16:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, perlu kamu tahu, aku tetap cinta kamu, sayang. Aku tahu, rangkaian kata ini mungkin terdengar konyol, menyedihkan dan mengerikan buatmu.

Masih terngiang teriakanmu, "lima tahun, tidak surat, tidak komunikasi. Dan setelah semua itu, kau bilang cinta? Wanita macam apa kau?" Mukamu merah, mungkin amarahmu sangat dalam padaku. "Semua duka, kesulitan, rasa sakit dan air mata, lalu kau meninggalkanku, membusuk terlupakan. Kini kau bilang mencintaiku, enyahlah…!"

Ah, aku tahu. Bisa kubayangkan sakit yang kau rasa saat aku bersama lelakiku. Aku tidak marah. Percayalah, aku merasakan sakit sepuluh kali dari yang kau rasa. Sakit. Kamu tahu, aku sakit, sayang.

Aku tahu, permintaan maaf tiada dapat menghapus sakitmu. Bukan sakitnya tamparanku di wajahmu, dulu. Ah, sakit ketika kau tahu aku menggapai kenikmatan dengan lelakiku.

Dan di tempat ini, diiringi nyanyian suara pengamen, biarlah aku mengenang dan memimpikanmu… sekejap.

 

#FiksiBergambarFC - by; Je Zee.

Kupilih menepi dari segala ramai. Setidaknya dalam sepi aku bisa berpikir lebih jernih. Mungkin orang-orang di belakang sana tertawa, lucu melihatku. Tapi mana berani mereka mengatakan langsung di depanku.
Begitulah dunia orang-orang ini, mereka membuat kotak-kotak yang membatasi diri mereka sendiri. Hmmm... aku jadi ingat kata-kata Ken.
"Apa artinya kenyang ketika di luar sana masih banyak yang mati kelaparan? Apa artinya nyaman ketika di bagian yang lain masih berperang? Mereka manusia juga, sama seperti kita."

Ada benarnya juga kata-kata Ken. Orang-orang membuat kelompok, seperti mengelompokkan dunia hewan dan tumbuhan. Diberi nama latin masing-masing spesies agar mudah membedakan. Sementara buat tumbuhan dan hewan itu apa pentingnya para manusia memberi nama. Mereka tidak perlu nama dan gelar apa pun dari manusia.

Lalu, kotak-kotak itu juga berlaku buat sesama manusia. Memberi nama masing-masing suku bangsa. Apa perlunya penamaan jika saling menumpahkan darah? Juga apa perlunya kita menyebut diri kita manusia dengan hati dan budi pekerti?

Aku terus bergelut dengan pikiranku sendiri, terlalu rumit, atau aku yang membawa kerumitan itu sendiri? Membawanya tanpa sadar, seperti sepatu yang mengikuti langkah si pemilik kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun