Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Komunitas Fiksi yang mengajakmu menerbitkan buku bersama

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Event Mingguan] Apa yang Ada Dalam Imajinasimu?

20 Februari 2016   16:22 Diperbarui: 20 Februari 2016   16:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Apa yang ada dalam pikiranmu, jika melihat gambar di atas?"][/caption]

Fiksi Bergambar bersama Fiksiana Community

 

Hai-hai-hai... jumpa lagi dengan Mimin nih^^ moga kawan-kawan semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin. Oke, kawans (pake huruf "S" biar berarti jamak hehehe...) mari langsung ke topik.
Minggu lalu Fiksiana Community mengajak kawan-kawan untuk membuat "flash fiction" - FF - 200 kata. Event tersebut diadakan di wall group FC, setelah berakhirnya event romansa, tapi, masih dengan koridor yang sama^^ yakni; Belajar Bareng Fiksiana Community.

Nah, FF 200 kata yang Mimin dan kawan-kawan adakan, kami beri nama; Fiksi Bergambar FC. Maksudnya, bukan fiksi dengan melampirkan gambar atau ilustrasi dan sebagainya, bukan^^. Maksud kami adalah; dengan memperlihatkan satu gambar hitam-putih (gambar yang sama dengan ilustrasi di atas) kepada kawan-kawan di laman group FC dan kami meminta kawan-kawan untuk menuliskan; hal yang terlintas dalam pikiran atau imajinasi kawan-kawan saat melihat objek foto tersebut.

Nah, sebagaimana dengan event-event sebelumnya, ternyata cukup banyak sobat FC yang antusias, bahkan sampai ada yang membuat lebih dari satu karya. Yaa, Mimin kan gak mau membatasi hehehe...

Dan seperti biasanya^^ akan banyak kekonyolan dan banyolan yang terjadi. Kadang bikin Mimin puyeng keliling bumi hahaha... Kadang bikin sedih, baper ceritanya heuheuheu... Ada pula yang bikin ngakak ampe sakit perut.

Well... cekidot beberapa di antaranya yak^^

 

#FiksiBergambarFC - by; Cuzzy Fitriyani.

Di tempat ini, dulu kita bertemu, dan mengikat janji. Tempat ini, menyimpan banyak kenangan kita berdua, iya… kamu yang sekarang membenciku.

Hari ini, aku sengaja menginjakkan kaki di tempat ini, lagi. Duduk di tempat yang sama, seperti kencan denganmu dulu, ketika umurku masih belasan tahun. Kini aku… kepala tiga, tetapi kata teman-temanku, mukaku tetap imut. Masih segar, seperti anak remaja. Sesegar ingatanku terhadapmu, sayang.

Dan, perlu kamu tahu, aku tetap cinta kamu, sayang. Aku tahu, rangkaian kata ini mungkin terdengar konyol, menyedihkan dan mengerikan buatmu.

Masih terngiang teriakanmu, "lima tahun, tidak surat, tidak komunikasi. Dan setelah semua itu, kau bilang cinta? Wanita macam apa kau?" Mukamu merah, mungkin amarahmu sangat dalam padaku. "Semua duka, kesulitan, rasa sakit dan air mata, lalu kau meninggalkanku, membusuk terlupakan. Kini kau bilang mencintaiku, enyahlah…!"

Ah, aku tahu. Bisa kubayangkan sakit yang kau rasa saat aku bersama lelakiku. Aku tidak marah. Percayalah, aku merasakan sakit sepuluh kali dari yang kau rasa. Sakit. Kamu tahu, aku sakit, sayang.

Aku tahu, permintaan maaf tiada dapat menghapus sakitmu. Bukan sakitnya tamparanku di wajahmu, dulu. Ah, sakit ketika kau tahu aku menggapai kenikmatan dengan lelakiku.

Dan di tempat ini, diiringi nyanyian suara pengamen, biarlah aku mengenang dan memimpikanmu… sekejap.

 

#FiksiBergambarFC - by; Je Zee.

Kupilih menepi dari segala ramai. Setidaknya dalam sepi aku bisa berpikir lebih jernih. Mungkin orang-orang di belakang sana tertawa, lucu melihatku. Tapi mana berani mereka mengatakan langsung di depanku.
Begitulah dunia orang-orang ini, mereka membuat kotak-kotak yang membatasi diri mereka sendiri. Hmmm... aku jadi ingat kata-kata Ken.
"Apa artinya kenyang ketika di luar sana masih banyak yang mati kelaparan? Apa artinya nyaman ketika di bagian yang lain masih berperang? Mereka manusia juga, sama seperti kita."

Ada benarnya juga kata-kata Ken. Orang-orang membuat kelompok, seperti mengelompokkan dunia hewan dan tumbuhan. Diberi nama latin masing-masing spesies agar mudah membedakan. Sementara buat tumbuhan dan hewan itu apa pentingnya para manusia memberi nama. Mereka tidak perlu nama dan gelar apa pun dari manusia.

Lalu, kotak-kotak itu juga berlaku buat sesama manusia. Memberi nama masing-masing suku bangsa. Apa perlunya penamaan jika saling menumpahkan darah? Juga apa perlunya kita menyebut diri kita manusia dengan hati dan budi pekerti?

Aku terus bergelut dengan pikiranku sendiri, terlalu rumit, atau aku yang membawa kerumitan itu sendiri? Membawanya tanpa sadar, seperti sepatu yang mengikuti langkah si pemilik kaki.

 

#FiksiBergambarFC - by; Peny Wahyuni Indrastuti.

Lara nian. Membiarkan pikiran melayang di keramaian.
Meja kosong jadi tumpuan, rebahkan sejenak lelah.

"Genteng bocor, talang air tak mampu tampung hujan menderas, lantai tergenang banjir yang menyelinap diam-diam dari sela pagar. Semua basah. Ohh...."

Kepala terkulai lunglai. Kepada siapa berkeluh semua ini? Salah siapa jika aku menjadi janda di usia begini muda? Miskin pula?

*Sidoarjo, 18 Pebruari 2016.

 

#FiksiBergambarFC - by; Arako.

"Hey! Melamun aja, ntar kesambet, lho!"

Reki tersentak saat seseorang tiba-tiba menarik kabel headset yang menjuntai dari telinganya. Namun begitu melihat siapa pelakunya, senyum Reki langsung mengembang.

"Lho, Mas Ren? Kok di sini?" tanya Reki bingung.

"Kebetulan aja. Tadi nggak sengaja liat," jawab Ren yang kini duduk di sebelah Reki. "Pulang yuk?"

"Lagi bete, Mas. Belum mau pulang," jawab Reki. Bibirnya dimonyongkan sedikit. "Gue lagi kesel sama Dimas, tetangga sebelah rumah itu."

"Kenapa Dimas?" tanya Ren perhatian.

"Masa di sekolah dia ngatain gue gay. Cuma gara-gara gue rebonding rambut sama sulam alis," sungut Reki. "Padahal ini juga cuma buat tugas bikin film."

"Hmm, kenapa nggak kamu hajar aja? Percuma dong sabuk hitam Tae kwon do."

"Yah, jangan dong, Mas," protes Reki.

"Lah? kok jangan?"

"Jangan dong. Kan, dia ganteng."

 

#FiksiBergambarFC - by; Syakda Hoshiya.

Sepuluh Jam Penantian

Satu jam, dua jam ... lima jam berlalu sudah. Kegelisahan semakin tergurat jelas di wajah Kenzya, manakala Dygtha belum juga menampakan batang hidungnya. Entah sudah berapa puluh nomor telpon teman dan saudara Dygtha telah dihubungi Kenzya, tapi tidak satu orang pun yang tahu keberadaan Dygtha setelah kerusuhan demo buruh tadi sore.

Rencananya hari ini mereka berdua akan pulang ke kota kelahiran Kenzya untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Akan tetapi, sebagai ketua SPSI, Dygtha tentu harus berada di garis depan saat melakukan demo kenaikan upah buruh, di depan Istana Negara.

"Ini tuntutan bukan hanya untuk masa depan kita, Sayang. Tapi juga masa depan jutaan keluarga buruh di luar sana. Aku janji akan langsung menemuimu di stasiun begitu demo selesai. Kita berangkat ke kotamu naik kereta terakhir, ya," kata Dygtha seraya menyerahkan dua lembar tiket kereta, tadi pagi.

Satu jam, dua jam ... lima jam berlalu. Sebuah berita pagi dari sebuah televisi di sudut peron mengabarkan; daftar korban jiwa akibat kerusuhan demo buruh.

"Inikah masa depan yang ayahmu janjikan, Nak?" isak Kenzya sambil mengelus perutnya pelan. Sebuah 'test pack' bergaris dua yang rencananya akan dia perlihatkan ke Dygtha, jatuh ke lantai.

Chiayi, 17 Februari 2016.

#FiksiBergambarFC - by; 'Granito Ibrahim.

Menunggu Bruce Lee

Pada sebuah dermaga kapal feri di Hongkong, dua orang perempuan duduk menunggu sesuatu. Satu jam, dua jam, tepat di jam ketiga salah seorang perempuan tak sabar lagi membuka percakapan.

“Mbak, dari Indonesia ya?”
“Ya. Kok tahu?”
“Saya nebak-nebak saja, kok. Mau cari pekerjaan, ya?”
“Oh, tidak. Saya lagi menunggu cowok pujaan, katanya dia ada di dekat sini.”
“Begitu ya? Cowok asal Hongkong?”
“Benar! Namanya Bruce Lee. Mbak kenal dia?”
“Saya sudah tiga tahun kerja di sini. Setahu saya dia sudah meninggal lama.”
“Ah, masa? Baru beberapa hari yang lalu saya nonton filemnya.“
“Tuh mbak, dia sudah jadi patung. Lihat sendiri kalau nggak percaya.”
“Hah, kok bisa ya?”
“Nggak tahu, barangkali dulunya dia anak durhaka.”

 

#FiksiBergambarFC - by; Mustafa Kamal.

Namaku Aling. Aku biasa mangkal di halte depan Mall Ciputra ini. Pekerjaanku mencopet. Keren, kan? Mana ada orang sepertiku berprofesi pencopet, mata sipit, kulit putih, postur tubuh kecil dan tinggi hanya 150 cm. Lagian, mana ada tampang cewek sepertiku, seperti pencopet? Anehkan?

Tapi, itulah aku. Pekerjaan ini sudah kulakoni tiga tahun lalu sejak kedua orang tuaku mengusirku dan tak menganggap aku lagi anak mereka. Namaku pun sudah dicabut dari daftar penerima warisan. Mengapa mereka begitu tega?

Aku adalah aktivis. Aku pendukung kawin sesama jenis. Bahkan aku keras menolak perkawinan tidak sejenis. Sampai mati pun aku tolak itu! Itulah sebab kenapa papa-mama mengusirku. Membuat malu keluarga.

Aku ingin pulang dan jelaskan pada papa-mama. Aku pendukung kawin sesama jenis. Aku pendukung manusia kawin sesama manusia. Aku tegas menolak kawin tidak sejenis. Aku tegas menolak, manusia kawin dengan binatang. Aku tegas menolak manusia kawin dengan boneka, dan lain-lain.

 

^^Gimana kawans...? Masih banyak keseruan lainnya. Namanya juga imajinasi hahaha, pasti ada juga yang gila-gilaan. So, jika mau melihat gila-gila lainnya, sila kunjungi Fan Page FC di sini...

Event fiksi bergambar ini telah selesai kami laksanakan, dan cukup sukses diminati. Tapi eh tapi... jangan sedih dulu kawans, event akan (dan telah) dilanjutkan dengan event membuat syair.

Apa itu syair...? Well, mari gabung bersama kami di Fiksiana Community^^

[caption caption="Logo Fiksiana Community"]

[/caption]

Sumber ilustrasi 1 & 2 dari laman FB Fiksiana Community.

FC, Jakarta 20 Februari 2016.

JOIN WITH US.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun