2. Untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang (sengaja) dihilangkan.
Contoh:
“Pembunuh berdarah dingin itu adalah.... Kau akan segera tahu jawabannya,” kata Ferdi dengan mimik ketakutan.
3. Tanda elipsis juga dikenakan pada penulisan kata atau onomatope huruf vokal atau konsonan sama dalam jumlah banyak.
Contoh:
Astagaaa...!
Srrr....
Zaaap...!
***Catatan Penting tentang penulisan elipsis yang benar:
1. Tanda elipsis di dalam rangkaian kata atau kalimat bisa didahului dan diikuti dengan spasi dan bisa juga menempel kata di depannya.
Contoh:
“Tolong ... tolong, selamatkan saya!”
atau
"Tolong... tolong, selamatkan saya!"
Jadi setiap penerbit memiliki atau menetapkan aturan sendiri, ada yang menggunakan elipsis dengan diapit spasi seperti Penerbit Mizan dan ada yang menggunakan elipsis menempel pada kata yang diikutinya seperti Penerbit Jentera Pustaka.
2. Elipsis bisa disatukan dengan tanda koma, tanda tanya atau tanda seru dan penulisannya tanpa spasi.
Contoh:
"Baiklah...," kataku, "kita berangkat sekarang."
“Aduuuh...!”
“Kau... kau...?”
3. Jika berada di akhir kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik (....), 3 tanda titik (...) untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik (.) untuk menandai akhir kalimat.