"Kamu sama siapa kemari?"
"Ngapain kamu di mari?"
Didi masih menangis di tengah pertanyaan mbak Didi. Air matanya deras membasahi wajahnya. Antara bahagia dan takut setelah ketemu mbak Bi. Bahagia karena akhirnya mampu menemukan mbak Bi, takut karena melihat ekspresi mbak Bi yang kecewa karena shock habis dapat durian runtuh yang busuk.
"Oke Didi, sudah nangisnya. Cerita sama mbak sama siapa kamu ke sini?"
Didi tetap menangis.
"Jawab Didi, jangan nangis gitu dong !" Kepala Didi semakin menunduk . Melihat itu, mbak Bi lantas memeluk Didi. Hangat yang dirasa. Nyaman terasa. Didi pun ikut memeluk.
"Mbak Bi jangan marah..." Ucap Didi dalam pelukan.
"Iya mbak Bi ngga marah. Sekarang ceritain sama siapa kamu ke sini dan mau ngapain?" Mbak Bi melepaskan pelukan dan mengajak Didi duduk di taman.
"Aku sendiri mbak ke sini. Baru aja nyampe, dan langsung ke daerah sini nyari mbak."
"Whaaaaat?? Sendiri?? Benar kamu Di ??"
"Iya mbak, aku sendiri. Tadinya mau ngajak Emak, tapi Emak ga mau naik pesawat, takut mabok. Takut juga jatuh katanya."