Ia mengusap sisa-sisa air mata di kedua pelupuk matanya. Sepertinya ia sudah bisa menguasai emosi.
“Tapi kau tidak boleh melakukan ini semua sampai nanti nak, cukup untuk satu bulan ini saja”
Aku mengangguk mengiyakan, walaupun sebenarnya aku telah tekan kontrak 6 bulan lamanya untuk bekerja pada Ko Siem sebagai pencuci laoundry. Bagiku, itu masalah nanti saja, yang penting sekarang Ibu mau memahami kenapa dua minggu ini aku pulang terlambat dan terlihat lelah sekali setiba di rumah.
Aku memeluk Ibu. Ingin kurasakan kehangatan yang telah lama hilang karena keegoisanku meninggalkannya untuk mencari uang.
Ibu membalas pelukanku. Hangat terasa menyebar ke seluruh tubuh. Semangat dan motivasi seolah tersalur bersama pelukan hangat.
Aku ingin menjadi seperti Ibu. Merawat, mendidik, menjaga, mengasihi dan menyayangi semua anaknya dengan setulus hati. Doa kecilku dalam hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI