Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prabumulih, Kota yang Memandirikan Masyarakat Miskin

12 April 2016   09:34 Diperbarui: 12 April 2016   23:09 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disadari sepenuhnya bahwa program pemerintah tidak boleh menina-bobokkan penerima bantuan.  Penerima bantuan harus bermartabat, memiliki harga diri dan tidak boleh menjadi “pengemis”. Karena itu diperlukan target dan waktu (time limitation) sampai kapan keluarga akan dibantu. Jawabannya adalah sampai mereka naik kelas. Kapan naik kelasnya..? ketika keluarga sudah mampu mandiri.

Terus, Kapan mandirinya...? pertanyaan terakhir ini yang mengharuskan kepada Pemerintah Kota Prabumulih untuk segera me-redesigned program penanggulangan kemiskinan. Dan itu telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Prabumulih sejak bulan Agustus Tahun 2015. Bantuan yang bisanya hanya sifatnya instant, temporer, sementara  menjadi bantuan yang mandiri, tetap dan berkesinambungan.

Skema dibawah ini adalah skema yang menggambarkan pergeseran paradigma (Shifting paradigm) mind-set masyarakat penerima bantuan untuk dapat juga bekerja keras bersama pemerintah.

[caption caption="Skema Kemiskinan"]

[/caption]

Pergesaran Paradigma (shifting paradigm) pola pikir (mind set)  masyarakat penerima bantuan itu dimaksudkan yaitu pada saat tertentu nanti (satu periode masa jabatan) mereka dapat segera “naik kelas” atau “wisuda”. Fokusnya adalah peningkatan pendapatan keluarga sesuai dengan usaha yang dimiliki. Prinsifnya adalah penduduk miskin yang berusia produktif harus bisa menghasilkan pendapatan untuk keluarga. 

Paling tidak penghasilan keluarga dapat mencapai dan memenuhi standar kebutuhan hidup layak di Kota Prabumulih. Program ini mulai menampakkan secercah harapan, disaat kondisi sulit seperti sekarang Masyarakat Prabumulih tetap gigih berjuang untuk keluar dari jerat kemiskinan.

Yang menggembirakan adalah kegiatan penaggulangan kemiskinan di Kota Prabumulih dapat memberikan multiplier effect kepada banyak pihak, seperti Kementerian Agraria membantu sertifikasi tanah gratis melalui Prona. Pada tahun 2015 sebanyak 300 Prona untuk masyarakat miskin dan pada tahun 2016 ini sebanyak 1.000 prona untuk RTLH milik sendiri Masyarakat Miskin, 100 UMKM, 100 bidang kebun pertanian. Success Story Kota Prabumulih itu bahkan menjadi salah satu topik pada Rakernas Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kepala BPN pada tanggal 13 s.d 16 Januari 2016 di Hotel Aryaduta Palembang.

Disamping itu juga kegiatan yang merupakan inovasi memandirikan masyarakat miskin di Kota Prabumulih ini pernah dipamerkan di arena Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional di Jakabaring Palembang dan Hari Agraria Nasional dan Tata Ruang (Hantaru) di Hall Selatan Senayan Gelora Bung Karno Jakarta diakhir tahun 2015.

Bantuan lain yang didapatkan adalah berasal dari Kementerian ESDM yang melanjutkan bantuan gas gratis tahun 2016 ini sebanyak 32.000 sambungan rumah tangga sasaran melengkapi hampir 10.000 sambungan yang telah dinikmati oleh masyarakat Kota Prabumulih (saat ini Kota Prabumulih menjadi Kota Percontohan Gas Rumah Tangga Nasional). Kemudian, Kementerian Perdagangan membantu grobak (bakso, tekwan, lemari) untuk masyarakat miskin berjualan, mesin pencacah limbah plastik, dan lain-lain. 

Kementerian Pertanian membantu traktor, hand tractor, mesin pompa air, dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga Kementerian Tenaga Kerja membantu alat-alat untuk pelatihan serta pendampingan terhadap penduduk miskin dan memiliki usaha.

Disamping itu juga pada sejak tahun 2015 yang lalu Pemerintah Kota Prabumulih juga telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian PU dan Perumahan Rakyat untuk dapat membangun “RUSUNAWA MBR”. Runawa MBR nantu diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tanah, menyewa, nge-kost dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun