Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[100 PUISI] Nasib Mu Pugok Si Tukang Sadap

19 Februari 2016   15:22 Diperbarui: 19 Februari 2016   15:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cucuran air mata Mail pun basah bersama keringat sambil berlari ke desa

“pugok”, “pugok”..mail kesana kemari mencari kakeknya...

Lelaki renta itu terbaring lemah...

Suara Mail yang beriringan dengan suara azan ashar membangunkannya...

Mail pun mulai bercerita... lelaki itu hanya mengelus dada dan menepuk pundak Mail sambil manggut-manggut...

 

Hari kamis pun datang... sambil bertanya...berapa harga karet pagi itu...

Ternyata harganya lima ribu rupiah per kilogram...

Sambil mengernyitkan dahinya lelaki itu berujar “untunglah” getahnya hilang... sehingga dia tidak perlu pusing untuk memikirkan membeli beras yang sudah selangit...

 

Makan apa kita seminggu kedepan Gok...? kata mail kepada Kakeknya...

Sambil tersenyum si “pugok” menjawab... “mail kamu harus sekolah”, dan “kita makan “HARAPAN”.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun