2. Terobosan baru menjadi kunci keberhasilannya
Mereka tidak begitu peduli dengan pencitraan diri ataupun kekayaan diri. Mereka hanya perlu fokus melakukan apa yang telah direncanakan sejak awal terpilih. Mereka lebih suka bekerja dibelakang layar meskipun itu tidaklah mudah. Ide-ide yang akan menjadi terobosan baru menjadi kunci keberhasilannya. Namun, rakyat tidak mudah percaya begitu saja. Beragam dugaan dan kritikan akan menerjang kinerja mereka apalagi jika dinilai mulai memihak satu golongan tertentu otomatis akan terjadi pergolakan dalam kepemimpinannya.
3. Sulit ditebak arah kebijakannya
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mereka lebih suka bekerja dibelakang layar. Hal itu menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan di masyarakat terkait arah kebijakan yang akan diputuskan. Sosialisasi kebijakan akan terus didengungkan, tetapi tak jarang masyarakat baru dapat memahaminya setelah mereka selesai menjabat. Hal itu terjadi karena banyaknya berita negatif yang beredar sehingga rakyat hilang kesabaran dan terus mencurigai mereka. Hal semacam ini dapat mengakibatkan singkatnya masa jabatan mereka jika tidak segera diatasi.
4. Mengutamakan membangun jalan pikiran
Para pemimpin yang menempati dualitas status dimasyakat menggambarkan kecerdasan dan kebijaksanaan jika mereka tetap berada dijalan tengahnya. Seringkali mereka memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang pada umumnya dan hal itu membuka ide-ide baru yang mungkin sulit diterima masyarakat. Dengan mengutamakan pembangunan jalan pikiran akan membentuk masyarakat yang bersikap moderat dan mengedepankan toleransi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terjadi jika rakyat, pemimpin, dan partai politik saling bersinergi mewujudkan masyarakat yang berperadaban.
Kesimpulan
Siapapun calon yang akan muncul buatlah penilaianmu sendiri. Pilih dengan bijak tanpa ada 'jarak'. Pilihlah pemimpin yang memiliki kedekatan hati, visi-misi dan janji yang dapat ditepati. Hendak dipimpin oleh orang kaya, orang biasa, atau diantara keduanya sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H