Mohon tunggu...
Fikri Ahmad Maulana
Fikri Ahmad Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Heutagogy sebagai Konsep Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia

29 November 2022   16:07 Diperbarui: 29 November 2022   16:10 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendekatan Heutagogy merupakan sebuah lanjutan dari pendekatan pedagogy dan andragogy. Heutagogy sendiri dapat diartikan sebagai pembelajaran yang ditentukan oleh diri  sendiri (Mandiri). Hal tersebut terjadi karena adanya perkembangan alamiah dari metodologi Pendidikan dan perkembangan diera revolusi industry 4.0 menjadikan Pendidikan berkembang dan konsep heutagogy terimplementasikan dikehidupan masyarakat  yang disebabkan adanya kemudahan teknologi.

Melansir dari jurnal “Pedagogi, Andragogi Dan Heutagogi Serta Implikasinya Dalam Pemberdayaan Masyarakat” Menurut Hase & Kenyon Heutagogy (berdasarkan Yunani untuk "diri") didefinisikan oleh Hase dan Kenyon pada tahun 2000 sebagai studi pembelajaran yang ditentukan sendiri (mandiri). Heutagogy menerapkan pendekatan holistik untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, dengan belajar sebagai proses aktif dan proaktif, dan peserta didik melayani sebagai "agen utama dalam pembelajaran mereka sendiri, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman pribadi"

Pembelajaran heutagogy tercipta karena adanya proses negosiasi belajar peserta didik untuk menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana proses hal tersebut terjadi. Dengan demikian peserta didik memiliki tujuan dan target pembelajaran walaupun melakukan pembelajaran secara mandiri.

Sebuah konsep kunci dalam heutagogy adalah bahwa dari putaran ganda pembelajaran dan refleksi diri. Dalam putaran ganda pembelajaran, peserta didik mempertimbangkan masalah dan tindakan yang dihasilkan dan hasil, selain merefleksikan proses pemecahan masalah dan bagaimana hal itu mempengaruhi keyakinan dan tindakan pelajar itu sendiri.

Heutagogy memiliki sebuat konsep teori yaitu humanistik yang dimana semua tergantung pada diri seseorang. Setiap manusia memiliki potensi dalam diri untuk berkembang sehat dan kreatif, jika seseorang memiliki kemauan serta dapat menerima dan melaksanakan tanggung jawabnya maka dapat dipastikan orang tersebut dapat mengenali potensi dalam dirinya sendiri. Selain itu orang tersebut mampu mengatasi persoalan persoalan yang muncul dari Pendidikan orang tua, sekolah dan tekanan sosial lainnya. Keyakinan dalam diri seseorang juga sangat berperan penting dalam mengelola Tindakan dan mencapai sebuah tujuan, sebab Ketika sudah memilih dan meyakini sesuatu akan membuat seseorang tersebut akan bertanggung jawab atas apa yang telah ia pilih.

Dikutip dari jurnal . "Kurikulum Kearifan Lokal Bali Berbasis Heutagogy di Sekolah Dasar." Menurut Yunailis Heutagogy didasari oleh berbagai teori yang berbasis kepentingan pelajar. Teori humanistik sebagaimana yang diungkapkan oleh Maslow memiliki pengaruh yang cukup besar. Dalam teori humanisme ditegaskan adanya kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan menyeluruh untuk menyatakan diri (self-realization)

 

Penerapan sistem heutagogy diindonesia sendiri sudah lama ada namun sejak adanya pandemi covid-19 dan ditambah dengan adanya revolusi industry 4.0 serta bertambah canggihnya teknologi yang ada, konsepsi penerapan teori heutagogy mulai berkembang dan mulai menjadi salah satu sistem yang ada di Indonesia.. hal ini terjadi bukan tanpa sebab, faktor yang membuat munculnya penerapan konsep heutagogy salah satu hal utamanya ialah karena adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan seluruh peserta didik  melaksanakan pembelajaran secara daring (online). Pembelajaran daring sendiri tidak seperti pembelajaran pada umumnya atau pembelajaran di sekolah secara luring, karena dipembelajaran daring sendiri memiliki keterbatasan dan kurang efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Hal tersebut menjadikan peserta didik harus mampu belajar secara mandiri agar peserta didik dapat tetap memahami materi yang telah tersedia. Saat ini guru bukan hanya berperan sebagai pusat sumber belajar melainkan guru saat ini memiliki peran sebagi pendamping para peserta didik..

Dilansir dari jurnal "Pendekatan Pembelajaran Heutagogy untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Systematic Literature Review." Menurut Blaschkeet Inti dari heutagogy bahwa pelajar merupakan pusat    dari proses pembelajaran sedang guru bermakna sebagai agen penuntun perubahan karena belajar adalah sesuatu yang memiliki makna mendalam bagi pelajar  

Dengan adanya konsep heutagogy pula akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih terorganisir dimana guru tidak perlu memberikan apa yang peserta didik butuhkan tetapi seorang guru hanya perlu mendampingi dan mengarahkan agar apa yang telah dipilih peserta didik tidak menyesatkan dirinya sendiri. Heutagogy sendiri memiliki peran guna peseta didik dan seorang guru mampu berkolaborasi aktif dalam menjalankan pembelajaran.

Melansir dari jurnal "Pendekatan Heutagogi: Sebuah Alternatif Dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19." Menurut (Hiryanto, 2017). Posisi guru sebagai seorang pendidik sebatas sebagai konsultan yang memberikan sumber daya dan bimbingan. Mengenai proses pembelajaran, terjadinya negosiasi pembelajaran sampai dengan materi yang akan dipelajari serta bagaimana akan belajar dengan materi tersebut ditentukan oleh peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun