Dalam sistem ekonomi Islam, kepemilikan individu diakui dan dilindungi dengan beberapa sumber, seperti hak asasi manusia, usaha dan kerja keras, hibah dan warisan, temuan dan pemanfaatan barang mubah, serta akad dan transaksi yang sah. Kepemilikan individu ini tidak bersifat absolut dan harus memenuhi beberapa syarat, seperti diperoleh dengan cara halal, tidak merugikan orang lain, tidak digunakan untuk tujuan haram, dan dizakati jika mencapai nisab dan haul. Pemilik harta juga memiliki beberapa kewajiban, seperti memanfaatkan hartanya untuk kebaikan, membayar zakat, dan menjaga hartanya dari kerusakan dan penyalahgunaan. Sistem ekonomi Islam mengakui dan melindungi hak kepemilikan individu. Namun, kepemilikan individu tidak bersifat absolut dan harus memenuhi beberapa syarat dan kewajiban.
Masalah Inti dalam Ekonomi Islam dan Solusi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam bertujuan untuk mengatasi masalah inti ketidakseimbangan distribusi kekayaan melalui berbagai solusi seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan larangan riba. Penerapannya oleh individu dan negara dapat dilakukan secara ekonomi dan non-ekonomi.
 Secara ekonomi, individu dapat membayar zakat, infak, dan sedekah, berinvestasi di sektor halal dan produktif, serta menghindari riba. Negara dapat menerapkan sistem zakat yang efektif, membangun infrastruktur dan layanan publik, serta menciptakan regulasi yang mendukung kegiatan ekonomi yang adil dan etis.
 Secara non-ekonomi, individu dapat meningkatkan kesadaran tentang ekonomi Islam, mengamalkan nilai-nilai Islam, dan membantu orang lain. Negara dapat mendorong pendidikan tentang ekonomi Islam, mempromosikan nilai-nilai moral dan etika, serta membangun budaya yang mendukung ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Dengan penerapan solusi ini, diharapkan ekonomi Islam dapat menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan keberlanjutan bagi semua.
Permasalahan Ekonomi dan Solusinya: Berawal dari Perilaku Manusia
Manusia sebagai aktor utama dalam sistem ekonomi memainkan peran krusial dalam menentukan arah dan keberhasilannya. Perilaku manusia dalam berekonomi menjadi landasan fundamental yang mendasari berbagai fenomena ekonomi, baik yang positif maupun negatif. Keserakahan, egoisme, materialisme, dan kurangnya pengetahuan tentang ekonomi Islam menjadi faktor pendorong utama.
Kebutuhan VS Keinginan
Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dimiliki atau dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, sedangkan keinginan adalah sesuatu yang ingin dimiliki atau dipenuhi untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan hidup.
Kebutuhan bersifat wajib, sedangkan keinginan bersifat opsional. Kebutuhan harus dipenuhi, sedangkan keinginan dapat ditunda atau diabaikan. Kebutuhan bersifat objektif, sedangkan keinginan bersifat subjektif. Kebutuhan memiliki batas, sedangkan keinginan tidak memiliki batas.
Memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan adalah langkah penting untuk mengelola keuangan dengan baik dan mencapai tujuan hidup. Dengan memprioritaskan kebutuhan dan mengendalikan keinginan, Anda dapat memastikan bahwa Anda memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda dan menjalani hidup yang bahagia dan sejahtera.